ERA.id - Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) menilai penularan COVID-19 di Indonesia semakin tak terkendali. Terakhir, pada Selasa (26/1/2021) angka positif COVID-19 mencapai 1.012.350 kasus.
Ketua Tim Mitigasi PB IDI Adib Khumaidi mengatakan, penyebab tak terkendalinya laju penularan COVID-19 salah satunya dipicu oleh tingginya mobilitas masyarakat.
"Situasi penularan Covid saat ini sudah tidak terkendali, terutama karena aktifitas mobilitas masyarakat semakin meningkat," ujar Adib melalui keterangan tertulis, Kamis (28/1/2021).
Oleh karena itu, Adib mengatakan, PB IDI meminta pemerintah menigkatkan upaya pemeriksaan atau testing kepada seluruh lapisan masyarakat. Hal ini bertujuan untuk mendeteksi kasus COVIS-19 lebih dini.
Selain itu, kata Adib, testing diperlukan untuk melakukan penelusuran kontak erat atau tracing dan evaluasi penyembuhan COVID-19.
"Pemerintah pusat dan pemerintah daerah harus meningkatkan strategi testing secara serentak bagi seluruh lapisan masyarakat sehingga dapat menentukan diagnosa dini agar dapat tindakan segera bagi yang terkonfirmasi positif tersebut," kata Adib.
"Testing ini dibutuhkan untuk bukan hanya screening (penyaringan), namun juga tracing (penelusuran) dan evaluasi penyembuhan," imbuhnya.
Lebih lanjut, Adib mengatakan, peningkatan testing juga perlu dilakukan sebab angka testing di Indonesia masih kurang dari lima persen dari jumlah total penduduk yang ada. "Saat ini angka testing di Indonesia masih baru mencapai kurang dari lima persen dari total populasi penduduk Indonesia," katanya.
Tim Mitigasi PB IDI juga mengimbau pemerintah pusat dan daerah serta pengelola fasilitas kesehatan untuk memberikan tes COVID-19 rutin untuk tenaga kesehatan dan medis.
"(Tujuannya) untuk mengetahui status kondisi kesehatan terkini para pekerja medis dan kesehatan yang bertugas menangani pasien," katanya.
Testing untuk tenaga medis ini, menurut Adib juga berkaitan dengan bertambahnya jumlah kematian tenaga kesehatan dan petugas medis. Catatan terbaru PB IDI per 27 Januari 2021, sudah ada 647 tenaga kesehatan dan medis yang meninggal karena COVID-19 dengan rincian 289 dokter (16 guru besar) dan 27 dokter gigi (3 guru besar), 221 perawat, 84 bidan, 11 apoteker, dan 15 tenaga lab.
Berdasarkan perbandingan statistik testing dan populasi, kematian tenaga medis dan kesehatan di Indonesia merupakan yang tertinggi di Asia dan 3 besar di seluruh dunia.
"Berdasarkan perbandingan statistik testing dan populasi, kematian tenaga medis dan kesehatan di Indonesia merupakan yang tertinggi di Asia, dan 3 besar di seluruh dunia. Bahkan sepanjang bulan Desember 2020 mencatat 53 dan hingga pertengahan bulan Januari 2021," pungkasnya.