Menkes Wanti-wanti Kasus COVID-19 Bakal Naik, Ini Penyebabnya

| 09 Feb 2021 17:23
Menkes Wanti-wanti Kasus COVID-19 Bakal Naik, Ini Penyebabnya
Ilustrasi (Amalia Putri/era.id)

ERA.id - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin membeberkan strateginya menjalankan program 3T (testing, tracing, treatment) dalam penanganan pandemi COVID-19. Ini merupakan bentuk komitmen Kementerian Kesehatan untuk menekan penularan virus korona.

Strategi 3T yang akan dilakukan oleh pemerintah, kata Budi sesuai dengan anjuran dari para epidemiolog. Menurutnya, strategi ini sudah terbukti efektif di India yang kini masuk dalam daftar negara yang berhasil menangani pandemi COVID-19.

Menkes Budi Gunadi Sadikin mewanti-wanti agar masyarakat tak kaget jika nantinya strategi 3T ini justru membuat angka kasus positif COVID-19 makin melonjak. Hal tersebut pun sudah disampaikan Budi kepada Presiden Joko Widodo.

"Saya sudah ingatkan bapak presiden (Joko Widodo) ini sudah terjadi di India, ini strategi di India yang akan terjadi nanti jumlah kasus akan naik karena akan lebih banyak yang terlihat," ujar Budi dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR RI di Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (9/2/2021).

Budi bilang, berdasarkan masukan dari para epidemiolog, idealnya tracing (pelacakan) dan testing dilakukan terhdap 15 sampai 30 kontak erat dari setiap kasus aktif falam waktu 72 jam. Tujuannya, supaya bisa segera diidentifikasi siapa yang tertular dan bisa siambil langkah isolasi atau treatment.

Oleh karena itu, Kemenkes kemudian menggunakan strategi yang agresif untuk mengidentifikasi kasus positif, mengisolasi, dan melihat siapa yang tertular COVID-19.

"Strategi menangani pandemi diberikan seluruh epidemiolog konsisten cuma satu mengurangi laju penularan," kata Budi.

"Tujuannya adalah bisa cepat mengidentifikasi siapa yang tertular dan mengisolasi untuk mengurangi laju tertular," tegasnya.

 

Oleh karena itu, Budi mengimbau agar masyarakat tidak panik jika nanti kemudian terjadi lonjakan kasus positif COVID-19. Menurutnya, lebih baik mendapati kenyataan buruk ketimbang terlena dengan kabar baik yang justru membuat pemerinah semakin salah langkah.

"Jadi saya ingin update, bapak ibu dewan tidak usah panik. Lebih baik kita lihat rilnya seperti apa, sehingga trategi kita benar. Daripada kita lihat seakan hanya sedikit (angka kasus positif COVID-19), tapi kenyataanya lebih banyak sehingga langkah kita salah," kata Budi.

"Jadi kalau ternyata naik mohon redam kepanikan. Ini cara kita idenfitikasi secara benar, orang tekena (COVID-19) ada di mana, kita bisa isolasikan," tegasnya.

Sebelumnya, juru bicara Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengungkapkan bahwa strategi 3T terbaru ini akan mulai dilakukan saat pelaksanaan PPKM berbasis mikro. Pihaknya akan menyiapkan sejumlah kader kesehatan dan puskesmas untuk penguatan 3T.

Hal ini akan difokuskan di 98 kabupten/kota di Provinsi Jawa-Bali yang saat ini menjalankan PPKM berskala mikro.

"Nanti untuk proses pelacakan kasus ini harus sudah bisa kita lakukan pelacakannya kurang dari 72 jam dari kasus kontak yang positif. Jadi kita sudah harus bisa melakukan identifikasi, isolasi ataupun karantina dari kasus kontak yang sudah kita temukan dalam waktu kurang dari 72 jam ini tadi," papar Nadia, Senin (8/2).

Rekomendasi