ERA.id - Hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menunjukkan masih ada sejumlah daerah yang warganya menolak untuk menjalani vaksinasi COVID-19. Antara lain DKI Jakarta, Jawa Timur, dan Banten.
Berdasarkan hasil survei SMRC, tercatat 33 persen responden asal DKI Jakarta menolak divaksin COVID-19, kemudian Jawa Timur sebanyak 32 persen responden, dan Banten sebanyak 31 persen.
"Ini temuan yang mengkhawatirkan, mengingat DKI adalah daerah yang yang memiliki tingkat penyebaran COVID-19 tertinggi di Indonesia," ujar Direktur Riset SMRC Deni Irvani dalam rilis survei secara daring, Selasa (23/3/2021).
Menurut Deni, tingginya tingkat penolakan terhadap vaksin di DKI Jakarta sejalan dengan persepsi tentang keamanan vaksin. Di DKI Jakarta, sebagaimana juga di Sumatera, persentase responden yang tidak percaya bahwa vaksin dari pemerintah aman mencapai 31 persen. Di sisi lain, hanya 19 persen warga Jawa Tengah yang tidak percaya vaksin dari pemerintah aman.
Lebih lanjut, Deni mengungkapkan, secara nasional responden laki-laki juga lebih banyak yang menolak vaksin COVID-19 sebanyak 33 persen, sedangkan responden perempuan yang menolak hanya 26 persen. Bila dilihat dari sisi agama, persentase warga muslim yang tidak bersedia divaksin 31 persen, lebih tinggi dari non-muslim 19 persen.
Untuk diketahui, survei dilakukan pada 28 Februari-3 Maret 2021. SMRC melibatkan 1.220 responden yang dipilih lewat multistage random sampling. Margin of error survei ini sekitar kurang lebih 3,07 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.