ERA.id - Dosen UIN Syarif Hidayatullah Ismail Cawidu menyebut aksi bom bunuh diri dan teror yang terjadi belakangan ini perlu disikapi hati-hati. Menurutnya, kegiatan provokasi kebencian dan hasutan dapat mempengaruhi masyarakat.
"Pencegahan dan penindakan hoaks perlu dilakukan dengan literasi digital, edukasi, pemberian wawasan kepada masyarakat terkait pemanfaatan internet dan media sosial," katanya dalam diskusi virtual, dikutip Senin (12/4/2021).
Ia menilai saat ini masyarakat mengalami banjir informasi karena dampak perkembangan teknologi digital. Akibatnya internet menjadi pisau bermata dua yang memberikan manfaat dan mudarat.
Ismail mengatakan seharusnya internet saat ini bisa digunakan untuk hal yang lebih bermanfaat. Misalnya untuk pendidikan. Tapi saat ini media sosial tak terlepas dari soal propaganda.
"Internet maupun medsos mampu mempengaruhi pikiran manusia opini secara masal, dalam waktu singkat, dengan biaya yang murah dan sulit dilacak," katanya.
Terkait hal ini, Anggota Komisi I DPR Alimin Abdullah mengatakan pendidikan dan penanaman akhlak menjadi modal yang penting dalam bermasyarakat. Karena itu pendidikan juga harus mengikuti perkembangan teknologi yang ada.
"Mutu pendidikan itu dari awal sampai sekarang sudah mulai mengalami perubahan yang luar biasa, untuk pendidikan itu menjadi suatu bentuk perhatian tentu pemerintah," katanya.
Dosen UMJ Muktiar menyebutkan Indonesia menjadi peringkat keempat pengguna internet terbesar di Asia. Karena itu, seharusnya ada tandingan untuk konten yang bermuatan negatif.
"Ruang maksiat membutuhkan tandingan yaitu dakwah. E-dakwah dan e-learning alternatif media dakwah dan pendidikan. Penggunaan internet untuk berdakwah ataupun untuk pendidikan merupakan perwujudan integrasi antara islam dengan teknologi informasi," katanya pada kesempatan yang sama.