ERA.id - Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Josef Nae Soi mengungkapkan, masih banyak bantuan untuk korban bencana di NTT yang salah sasaran. Ke depannya, dia berjanji hal serupa tidak akan terulang kembali. Hal tersebut diungkapkan dalam konferensi pers mengenai perkembangan penanganan bencana di NTT yang disiarkan melalui kanal YouTube BNPB, dikutip Selasa (13/4/2021).
"Kami akui di beberapa tempat masih ada yang salah sasaran, ini harus kami akui. Oleh sebab itu, kami bilang pada teman-teman di daerah hal ini tidak boleh terjadi lagi," ungkap Josef.
Josef mengatakan, dalam kondisi pasca bencana seperti saat ini, banyak orang yang mudah tersulut emosinya apabila bantuan tidak disalurkan dengan tepat. Menurutnya, hal tersebut wajar terjadi sebab banyak masyarakat yang saat ini mengalami kesulitan baik secara fisik maupun mental.
Karena itu, dia meminta pemerintah daerah benar-benar memperhatikan meratanya bantuan ke daerah-daerah yang terdampak bencana.
"Pada kondisi saat ini orang cepat sekali emosi karena seharusnya mereka dapat (bantuan) tetapi mereka tidak dapat, tapi orang lain yang tidak seharusnya dapat malah diberikan. Oleh sebab itu, kami rapat terus dengan teman-teman di daerah supaya ini diperhatikan dengan sungguh-sungguh," kata Josef.
Untuk mengantisipasi kelancaran bantuan bagi korban bencana, Josef mengaku telah mengultimatum pemerintah daerah supaya tidak lagi menumpuk bahan-bahan bantuin maupun logistik di gudang lebih dari lima jam.
Dia menegaskan, bantuan yang tiba di posko harus segera didistribusikan secara merata. Artinya, bantuan hanya boleh menumpuk dalam waktu singkat setelah penyortiran dilakukan oleh petugas.
"Bantuan-bantuan yang didapatkan dari posko itu langsung didistribusikan di tempat-tempat yang sangat membutuhkan. Jadi kita sudah memberikan ultimatum kepada daerah tidak boleh lebih dari lima jam ditumpuk, harus langsung didistribusikan semua. Tidak boleh menumpak di gudang," tegasnya.
Josef menambahkan, akan memantau langsung pendistribusian bantuan dan logistik agar dibagikan secara merata dan tidak lagi salah sasaran seperti yang terjadi selama ini. Adapun hingga saat ini, Yosef memastikan bantuan sudah disalurkan dengan baik. Pendistribusian tersebut dibantu oleh sejumlah personel TNI AD dan Brimob.
"Kami akan turun sendiri untuk melakukan investigasi untuk melihat langsung dari dekat tidak boleh ada penumpukan. Begitu datang hanya ditumpuk sebentar, langsung disortir kemudian dibagikan ke mana tempatnya. Dan itu harus merata dan tepat sasaran," katanya.
Adapun hingga saat ini, kata Yosef, pihaknya masih mendapatkan laporan adanya bencana tanah longsor di sejumlah daerah. Namun, hal tersebut segera diatasi dengan menurunkan alat berat dan mengerahkan sejumlah personel kepolisian untuk membantu para korban di daerah tersebut.
"Tadi sore kami mendapat laporan, terjadi lagi longsoran di Lipan dan Tido. Tapi teman-teman dari unsur Polri dan Polres sudah mengantisipasi dan dengan alat berat sudah turun ke lapangan," katanya.
Berdasarkan catatan yang dimiliki pihaknya, Yosef mengaku, per tanggal 12 April 2021 tercatat ada ada 179 orang yang meninggal dunia dan 46 orang yang hilang. Untuk pencarian korban hilang, pihaknya mengerahkan anjing pelacak. Diharapkan para korban bisa segera ditemukan.
Sedangkan untuk korban meninggal, Josef mengatakan keluarga yang ditinggalkan akan mendapatkan santunan dari Kementerian Sosial. Namun dia tak mau menyebutkan berupa nominal santunan tersebut.
"Bagi mereka yang meninggal, dari Menteri Sosial (Tri Rismaharini) akan memberikan santunan yang besarnya akan diumumkan nanti, ini santunan bagi mereka yang meninggal," pungkasnya.