Angka Kasus COVID-19 Stagnan di 100 Ribu Orang, Pemerintah Soroti Lima Provinsi

| 03 May 2021 17:10
Angka Kasus COVID-19 Stagnan di 100 Ribu Orang, Pemerintah Soroti Lima Provinsi
Airlangga Hartarto (Dok. Antara)

ERA.id - Pemerintah kembali memperpanjang Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berskala mikro yang mulai diberlakukan sejak Januari lalu. Kebijakan tersebut diklaim mampu menekan angka kasus aktif COVID-19.

Meski begitu, Ketua Komite Penanganan COVID-19 dan Pemilihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) Airlangga Hartarto menyebut, dalam 10 hari terakhir ini kasus positif COVID-19 stagnan di angka 100 ribu orang. Dia berharap, jumlah tersebut segera menurun.

"Terkait evaluasi PPKM mikro kita melihat dalam 5 bulan terakhir ini yang perlu jadi perhatian di 10 hari terakhir adalah kasus stagnan di 100 ribu. Ini perlu diupayakan supaya turun," kata Airlangga dalam konferensi pers yang disiarkan di kanal YouTube Sekretariat Presiden, Senin (3/5/2021).

Airlangga lantas menyoroti lima provinsi di Indonesia yang mengalami kenaikan kasus COVID-19. Diantaranya adalah Kepulauan Riau, Riau, Bengkulu, Lampung, dan Bangka Belitung. Khusus di Kepulauan Riau dan Riau, kenaikan kasus positif disebabkan oleh pekerja migran Indonesia (PMI) yang kembali ke Tanah Air.

"Lima provinsi dengan kenaikan kasus yakni di Kepri, Riau, Bengkulu, Lampung, dan Babel. Memang di Kepri dan Riau ini ada, yang di Kepri terdiri dari pekerja migran yang pulang," kata Airlangga.

Selain itu, Menteri Koordinator bidang Perekonomian ini juga menyoroti lima provinsi dengan angka kasus COVID-19 teringgi. Antara lain adalah Jawa Barat, Jateng, Papua, DKI, dan Riau.

Menambahkan, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, kenaikan kasus COVID-19 di beberapa daerah tersebut terhitung masih bisa dikendalikan. Meski begitu, kenaikan sekecil apa pun tetap harus menjadi perhatian yang serius, sebab berpotensi tak terkendali

"Walaupun kenaikan ini masih bisa kita kendalikan tetapi tugas saya mengingatkan kepada teman-teman karena kalau ada kenaikan, selalu sifat eksponensial. Sehingga akan sulit kita mengontrol lebih baik kita kontrol pada saat naiknya baru sedikit," kata Budi.

Rekomendasi