ERA.id - Persoalan Gus Miftah yang berorasi di dalam gereja sempat membuat dirinya jadi bahan caci maki netizen. Tak sedikit yang menghujatnya, namun banyak pula yang membela Gus Miftah. Menanggapi hal tersebut, Gus Miftah memberi klarifikasi soal Orasi Kebangsaan dalam peresmian renovasi Gereja Bethel Indonesia (GBI) Amanat Agung, Penjaringan, Jakarta Utara pada 30 April 2021 silam.
Pertama ia menjelaskan, bahwa kehadirannya di gereja tersebut demi memenuhi undangan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. "Saat itu saya hadir bersama Gubernur DKI Jakarta Mas Anies Baswedan, Sekjen PB NU Helmy Faishal Zaini, dan beberapa tokoh agama, ada FKUB lah di sana. Itu atas nama undangan mereka," ujarnya dalam sebuah video pendek di Instagram pribadinya yang diunggah pada Senin (3/5/2021) kemarin.
Ucapan itu diperkuat juga dengan unggahan serupa di Instagram pribadi Anies Baswedan. Dalam unggahan itu, Anies berfoto bersama para tokoh agama seperti Gus Miftah dan Helmy Faishal Zaini.
Untuk yang belum tahu, memangnya seperti apa sih potongan orasi yang membuat Miftah dihujat? Isinya kurang lebih seperti ini: Di saat aku menggenggam tasbihmu, dan kamu memegang salibmu. Di saat aku beribadah di Istiqlal, namun engkau ke Katedral. Di saat bioku tertulis Allah Swt, dan biomu tertulis Yesus Kristus, di saat aku mengucap assalamualaikum dan kamu mengucap shalom, di saat aku mengeja Al-Qur'an dan kamu mengeja Alkitabmu. Kita berbeda saat memanggil nama Tuhan. Tentang aku yang menadahkan tangan dan engkau yang melipatkan tangan saat berdoa. Aku, kamu, kita. Bukan Istiqlal dan Katedral yang ditakdirkan berdiri berhadapan dengan perbedaan, namun tetap harmonis. Andai saja mereka memiliki nyawa, apa tidak mungkin mereka saling mencintai dan menghormati antara satu dengan yang lainnya.
Adapun pesan penting dalam video pendek klarifikasi itu yakni Gus Miftah mengaku kalau ia ke gereja bukan untuk beribadah, melainkan memenuhi undangan panitia dan memberikan orasi kebangsaan. "Dicatat! Dalam rangka peresmian, bukan dalam rangka peribadatan."
Untuk diketahui, Gus Miftah memang sempat dihujat netizen dengan kata-kata "Miftah sesat," "Miftah kafir," "Syahadatnya batal," dan lain sebagainya. Namun dari itu semua, Gus Miftah bersyukur.
"Saya hanya berpikir, orang seperti saya yang dikasih Allah untuk membimbing sekian ratus orang untuk bersyahadat menjadi mualaf hanya gara-gara video itu saya dikatakan kafir. Luar biasa. Itu dakwah zaman sekarang. Kalau dakwah zaman dulu tugasnya mengislamkan orang kafir, dakwah hari ini mengkafir-kafirkan orang Islam," ucapnya.
Terakhir, Gus Miftah lalu membacakan Mausuf Al Fiqh Kuwait, yakni kitab ensiklopedia fiqih dari berbagai mazhab. Kitab itu disebut sebagai pijakannya melakukan orasi kebangsaan yang belakangan menjadi kontroversi.
"Minimal ada empat perbedaan pendapat ulama tentang masuk gereja bahkan salat. Enggak perlu diterjemahkan pasti netizen yang menghujat saya lebih paham," tandas Gus Miftah, usai membaca isi kitab berbahasa Arab tanpa menjelaskan artinya kepada khalayak.