Komisi III DPR RI Sesalkan Pertanyaan TWK KPK Lecehkan Perempuan dan Singgung Hal Sensitif

| 10 May 2021 21:15
Komisi III DPR RI Sesalkan Pertanyaan TWK KPK Lecehkan Perempuan dan Singgung Hal Sensitif
Ilustrasi KPK (Dok. Antara)

ERA.id - Wakil Ketua Komisi III DPR RI Pangeran Khairul Saleh menyesalkan sejumlah pertanyaan dalam tes wawasan kebangsaan (TWK) untuk alih status pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), menjadi aparatur sipil negara (ASN). Pangeran mengatakan, sejumlah materi pertanyaan seperti bersediakah melepas jilbab untuk pegawai perempuan di KPK, sangat sensitif di tengah masyarakat.

"Kalau pertanyaan itu muncul dan benar, sebagaimana yang dirilis ke publik sangatlah disesalkan karena masalah tersebut sangat sensitif dan rawan di masyarakat," ujar Pangeran melalui keterangan tertulis, Senin (10/5/2021).

Pangeran mengatakan, meskipun pertanyaan itu dimaksudkan untuk mengetahui dan menguji wawasan asesi pegawai KPK terhadap masalah yang ada di masyarakat, namun Komisi III DPR RI berharap tidak perlu sampai ada pertanyaan yang menimbulkan pro dan kontra di tengah masyarakat.

"Kami komisi III berharap agar pertanyaan yang diberikan dapat mengarah pada maksud dan tujuan tes dimaksud tanpa harus menyinggung hal yang sensitif karena akan menimbulkan pro dan kontra di masyarakat," katanya.

Lebih lanjut, politisi PAN ini mengatakan, TWK untuk alih status pegawai itu merupakan konsekuensi dari UU KPK Nomor 19 tahun 2019 dan diatur lebih lanjut pada Peraturan Pemerinth Nomor 41 tahun 2020.

Dia menegaskan, pada dasarnya untuk mengetahui integritas berbangsa dan bernegara  serta konsistensi perilaku pegawai tentang nilai, norma  dan etika organisasi dalam berbangsa dan bernegara. Selain itu, juga dimaksudkan untuk  mengetahui netralitas serta kesetiaan terhadap Pancasila, UUD 45, dan NKRI termasuk penilaian terhadap anti radikalisme

"Kami juga berharap agar tes dimaksud dilaksanakan secara transparan, terukur dan akuntabel dan diadakan oleh lembaga yang berkompeten sehingga tidak menimbulkan berbagai sakwasangka  dan polemik di masyarakat," katanya.

Sebelumnya, materi tes wawasan kebangsaan baik tertulis maupun wawancara menjadi sorotan publik karena dinilai tidak sesuai dengan tugas KPK.

Misalnya dalam tes tertulis, sebanyak 20 pertanyaan tertutup disodorkan kepada pegawai KPK dan sembilan pertanyaan dijawab dalam bentuk esai. Soal-soal itu isinya menyangkut soal ras, PKI, HTI, kepercayaan terhadap hal gaib, LGBT, hingga Rizieq Shihab.

Kemudian pada saat tes wawancara, sejumlah pegawai mengaku mendapat pertanyaan aneh. Misalnya, 'Kenapa belum menikah?', 'Bersedia tidak jadi istri kedua?', 'Apakah masih punya hasrat?', 'Kalau pacaran ngapain aja?'. Hal ini diungkap oleh mantan Juru Bicara KPK Febri Diansyah melalui cuitannya di akun Twitter @febridiansyah.

Febri mengaku heran dengan pertanyaan tersebut. Dia mempertanyakan apa hubungannya pertanyaan mengenai privasi pegawai KPK dengan wawasan kebangsaan.

"Kalaulah benar pertanyaan itu diajukan pewawancara pada Pegawai KPK saat tes wawasan kebangsaan, sungguh saya kehabisan kata-kata dan bingung apa sebenarnya yang dituju dan apa makna wawasan kebangsaan Pensive face," kata Febri

Senada, Ketua Wadah Pegawai KPK Yudi Purnomo juga mengungkapkan kejanggalan pertanyaan saat wawancara tes wawasan kebangsaan. Dia mengaku ditanya apakah sebagai seorang muslim pernah mengucapkan selamat hari raya ke umat beragama lain.

Yudi mengaku heran dengan pertanyaan tersebut. Sebab, kata dia, memberi ucapan selamat hari raya ke umat beragama lain kerap dilakukannya dan menjadi hal yang biasa.

"Saya heran ketika ada pertanyaan ke saya tentang apakah saya mengucapkan selamat hari raya ke umat beragama lain," kata Yudi.

Rekomendasi