ERA.id - Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI) mengungkapkan, terdapat tiga kasus kematian yang diduga akibat vaksin COVID-19 merek AstraZeneca. Ketiga kasus tersebut antara lain meninggalnya pemuda usia 22 tahun bernama Trio asal Jakarta, pengemudi ojek daring berusia 57 tahun asal Jakarta, dan seseorang berusia 45 tahun asal Ambon.
Ketua Komnas KIPI Hindra Irawan Satari menjelaskan, terkait kasus meninggalnya Trio, pihaknya belum bisa menyimpulkan apakah ada kaitannya dengan vaksin AstraZeneca. Sebab, Komnas KIPI tidak memiliki cukup data karena Trio tidak segera melakukan pemeriksaan setelah megalami keluhan pasca vaksinasi.
"Sulit untuk menentukan penyebab kematiannya. Karena nggak ada data, nggak pernah periksa sama dokter. Datang sudah meninggal, tidak ada hasil lab, rongten, CT scan kepala," ujar Hindra dalam rapat dengar pendapat umum (RDPU) dengan Komisi IX DPR RI, Kamis (20/5/2021).
Oleh karena itu, Hindra mengaku, sulit menyimpulkan meninggalnya Trio disebabkan karena vaksinasi. Namun, juga tak bisa dikatakan, kasus tersebut tidak berhubungan dengan vaksinasi.
Sebab, jika merujuk sejumlah kasus KIPI akibat vaksin COVID-19 merek AstraZeneca di sejumlah negara lain, rata-rata KIPI baru terjadi 14 hari setelah vaksinasi.
"Jadi sulit untuk mengatakan ini terkait sama imunisasi. Namun juga sulit menyatakan ini tidak terkait imunisiasi," kata Hindra.
Kasus kedua, terjadi pada seorang pengemudi ojek daring berusia 57 tahun asal Jakarta. Pengemudi ojek daring tersebut meninggal setelah satu hari menerima suntikan vaksin AstraZeneca.
Namun, berdasarkan hasil investigasi Komnas KIPI, kasus kematian tersebut tidak berkaitan dengan vaksinasi. Melainkan karena adanya penyakit radang paru.
Menurut Hindra, orang tersebut sebelum menerima vaksin sudah mengeluh sesak nafas namun tidak mengaku saat tiba di meja skrining vaksinasi. Sehari setelahnya, orang itu kembali mengeluhkan sesak nafas berat. Orang itu juga sempat menolak dilakukan tindakan lanjutan hingga akhinya meninggal.
"Diperiksa di puskesmas dari pemeriksaan ini radang paru, dirongten ternyata betul radang paru. Makin berat harus diinkubasi, menolak, jadi akhirnya meninggal," kata Hindra.
"Jadi bukan gara-gara vaksin, tapi dia radang paru sebelum divaksin," tegasnya.
Kasus ketiga, menimpa seseorang berusia 45 tahun asal Ambon. Orang tersebut meninggal setelah mendapatkan suntikan vaksin AstraZeneca, namun Komnas KIPI menegaskan penyebab kematiannya bukan karena vaksinasi melainkan karena COVID-19.
"Satu lagi di Ambon, itu 45 tahun. Disuntik besoknya dia demam, batuk pilek kemudian makin memberat, ketika diperiksa COVID-19 positif setelah tiga hari. Jadi dia terpapar COVID-19 sebelum divaksin. COVID-nya berat akhirnya meninggal karena COVID," ungkapnya.