Terawan: Indonesia Negara Pertama yang Akan Selesaikan COVID-19 dengan Vaksin Nusantara

| 27 May 2021 13:49
Terawan: Indonesia Negara Pertama yang Akan Selesaikan COVID-19 dengan Vaksin Nusantara
Dokter Terawan Agus Putranto (Tangkapan Layar)

ERA.id - Mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto menjelaskan saat ini dunia percaya bahwa pandemi COVID-19 akan dihentikan oleh vaksin yang masih ia sebut vaksin nusantara.

Meskipun, BPOM, RSPAD, dan Kemenkes sudah sepakat bahwa penelitian yang dipimpin Terawan berlabel imunoterapi berbasis sel dendritik. Namun, Terawan menegaskan penamaan dan perdebatan tersebut tidaklah penting.

Menurut Terawan, di New York AS yang kini sudah terbit sebuah jurnal kesehatan yang isinya tentang Dendritik Sel Vaksin Imunoterapi. Judulnya, 'Begining of the End Cancer and COVID-19'.

"Artinya apa, dunia sepakat punya hipotesis bahwa yang akan menyelesaikan hal ini termasuk COVID-19 adalah dendritik sel vaksin imunoterapi atau vaksin nusantara," kata Terawan dalam pernyataannya dikutip dari akun Youtube Josie Chyntia, Kamis (27/5/2021)

Terawan mengatakan, perbedaan vaksin konvensional dan vaksin berbasis dendritik sel adalah karena dendritik vaksin melakukan intervensi di luar tubuh manusia.

"Dan itu sangat safety, karena kita sudah sangat lama berkecimpung di pembuatan dendritik vaksin itu dengan dr Nyoto (Nyoto Widyo Astoro), bersama-sama dengan kita semua sudah mengembangkannya jauh-jauh hari untuk penanganan cancer. Kita hanya mengubah antigennya, menjadi antigen artificial atau antigen rekombinan COVID-19, Sars Cov-2. Artnya kita bisa sesuaikan kapan saja, ada mutasi kita bisa sesuaikan," kata Terawan.

Artinya, lanjut Terawan, vaksin bisa menyesuaikan kapan saja. Pun ketika mutasi virus, vaksin bisa menyesuaikan.

"Kita bisa menyesuaikan kapan saja, mau mutasi kapan saja bisa kita sesuaikan, dampaknya apa, ketahanan kesehatan nasional menghadapi pandemi ini bisa kita atasi dengan membuat imunitas yang baik buat setiap warga negara," sambung Terawan.

Kini, uji klinis vaksin nusantara baru tahap I dan II, setelah itu masih ada uji klinis tahap ketiga untuk sebagai syarat memproduksi massal dan aman disuntikkan ke masyarakat.

"Kita bisa menjadi negara pertama di dunia yang mengembangkan vaksin dendritik sel, vaksin imunoterapi," ucap Terawan.

Rekomendasi