Vaksinasi Gotong Royong 'Bermasalah', PKFI: Ini Ada Uangnya Walau Tak Banyak

| 27 May 2021 22:10
Vaksinasi Gotong Royong 'Bermasalah', PKFI: Ini Ada Uangnya Walau Tak Banyak
Ilustrasi covid-19 (Era.id)

ERA.id - Perhimpunan Klinik dan Fasiliatas Pelayanan Kesehatan Indonesia (PKFI) memprotes mekanisme penunjukan fasilitas kesehatan untuk pelaksanaan vaksinasi gotong royong. Sebab, tak semua klinik maupaun faskes mendapatkan kesempatan ikut terlibat vaksinasi gotong royong.

"Yang seharusnya bisa diberikan ke semua klinik, tapi ternyata tidak semua klinik. Hanya klinik tertentu saja yang boleh melaksanakan vaksinasi gotong royong karena vaksinasi gotong royong ini ada uangnya walaupun nggak banyak," ujar pengurus PKFI Muhammad Sani dalam Rapat Dengar Pendapat Umum bersama Kemenkes dan Komisi IX DPR RI di Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (27/5/2021).

Padahal menurut Sani, klinik-klinik swasta yang mendapat jatah pelaksanaan vaksinasi gotong royong, sebelumnya tidak pernah mau membantu puskesmas-puskesmas yang kewalahan menjalankan program vaksinasi gratis dari pemerintah.

Sedangkan klinik-klinik swasta lain ikut membantu, padahal kondisi keuangan mereka juga terganggu. Namun mereka memahami beban puskemas yang terlalu berat jika harus menjalankan program vaksinasi pemerintah yang per harinya bisa mencapai 200 orang.

"Sementara kita lihat bahwa yang sekarang terdaftar melaksanakan vaksinasi gotong royong ini justru klinik-klinik yang tidak mau ikut melaksanakan vaksinasi pemerintah. Mereka menghindar, alasannya tidak ada SDM, fasilitasnya tidak ada, tapi sekarang mereka berbondong-bondong untuk ikut (vaksinasi gotong royong," papar Sani.

"Saya tidak tahu apakah itu faktor kesengajaan atau memang sistem yang dilaksanakan seperti itu atau ada hal-hal yang lain," imbuhnya.

Untuk diketahui, vaksnasi gotong royong merupakan inisiatif dari Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) untuk membantu pemerintah mempercepat program vaksinasi COVID-19. Mereka yang ikut dalam program ini merupakan perusahaan-perusahaan yang sebelumnya sudah mendaftarkan diri melalui KADIN.

Vaksin gotong royong menggunakan vaksin COVID-19 merek Sinopharm. Nantinya, perusahaan-perusahaan ini akan membeli vaksin tersebut melalui PT Bio Farma (Persero).

KADIN diketahui bersinergi erat dengan Siloam Hospitals Group dan Lippo Malls sebagai fasilitas pelayanan kesehatan untuk sentra vaksinasi gotong royong yang bertempat di Senayan Park Mall, Jakarta.

Direktur Utama PT Bio Farma (Persero) Honesti Basyir sebelumnya menyebut, sebanyak 369 faskes yang telah meyalani prorgam vaksinasi gotong royong. Jumlah tersebut terbagi atas 352 klinik dan 17 rumah sakit milik BUMN maupun swasta. Saat ini pihaknya pun masih melakukan verifikasi untuk menambah jumlah faskes yang dipersiapkan untuk melayani vaksinasi gotong royong.

"Kita masih kerja sama untuk verifikasi 542 faskes yang akan terlibat di program vaksinasi berikutnya terdiri dari 244 klinik dan 298 RS," kata Honesti dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR RI, Selasa (25/5).

Pemerintah sebelumnya sudah menetapkan bahwa sasaran vaksinasi gotong royong diutamakan pada sektor manufaktur atau padat karya. Adapun perusahaan manufaktur yang telah sudah mendapatkan vaksin antara lain Unilever Indonesia, Indocement Tunggal Prakarsa, Chandra Asri Petrochemical, Hanjaya Madala Sampoerna, Pan Brothers, Toyota Motor Manufacturing Indonesia, Mayora Indah, Kalbe Farma, Coca Cola Bottling Indonesia, Yuansa Battery Indonesia, Sinar Mas, Astra Otoparts, Unites Tractors, Ariobimo Laguna Perkasa, Gunung Sewu Kencana, Gajah Tunggal, Indah Kiat Pupl and Paperm dan Asahimas Flat Glass.

Rekomendasi