ERA.id - Presiden Kelima RI Megawati Soekarnoputri menyebut, sosok pemimpik strategis bukanlah yang kerap melakukan pencitraan, melainkan harus turun ke bawah bersama rakyat kecil.
Hal itu dia sampaikan dalam orasi ilmiahnya saat dikukuhkan sebagai Profesor Kehormatan dengan status guru besar tidak tetap dari Universitas Pertahanan (Unhan) RI.
"Kepemimpinan strategis juga tidak bisa berdiri atas dasar pencitraan," kata Megawati dalam acara yang ditayangkan di akun YouTube Universitas Pertahanan Official, Jumat (11/6/2021).
Megawati mengatakan kepemimpinan strategis merupakan kepemimpinan yang membangun organisasi, yang jauh lebih penting daripada sekadar popularitas diri. Sebaliknya, kepemimpinan strategis memerlukan kerja turun ke bawah, dan langsung bersentuhan dengan rakyat bawah atau wong cilik.
Sebab, kata Ketua Umum PDI Perjuangan itu, ukuran kemajuan suatu bangsa dan parameter ideologis justru diambil dari kemampuan negara di dalam mengangkat nasib rakyat yang paling miskin dan terpinggirkan.
"Itulah tanggung jawab etik dan moral terbesar seorang pemimpin, menghadirkan terciptanya keadilan sosial," tegasnya.
Megawati lalu mengajak agar kritik dan otokritik dilakukan. Agar hakekat kepemimpinan strategis bagi bangsa dan negara dipahami esensi dan implementasinya.
"Saya mengajak seluruh elemen bangsa, khususnya para pemimpin di jajaran pemerintahan negara, baik pusat maupun daerah, Pimpinan Partai Politik, TNI, POLRI dan seluruh aparatur sipil negara, untuk mengambil hikmah terbesar tentang makna kepemimpinan strategik yang berasal dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat," kata Megawati.