Cerita Megawati Suruh Jokowi Blusukan dan Ajari Puan Salaman: Mungkin Salaman Sama Orang Lepra, Tapi Itu Tangan Rakyat

| 12 Aug 2021 20:32
Cerita Megawati Suruh Jokowi Blusukan dan Ajari Puan Salaman: Mungkin Salaman Sama Orang Lepra, Tapi Itu Tangan Rakyat
Megawati Soekarnoputri dan Jokowi (Dok. Instagram bumegabercerita)

ERA.id - Presiden RI kelima Megawati Soekarnoputri meminta para pemimpin tak sekadar berteori, tapi juga harus bisa mengenali rakyatnya. Menurutnya, banyak teori yang tidak berjalan di lapangan.

"Saya suka bilang gini, teori itu belum tentu lho di lapangan jalan dengan benar. Malah kadang-kadang teori itu cross sama keadaan di lapangan. Kalau orangnya nggak ngerti lapangannya kaya gimana," ujar Megawati peringatan HUT Ke-199 Proklamator RI Mohammad Hatta yang digelar oleh Badan Nasional Kebudayaan Pusat (BKNP) PDI Perjuangan secara virtual, Kamis (12/8/2021).

Oleh karena itu, kata Megawati, seorang pemimpin harus mau blusukan untuk bertemu dan bersalaman dengan rakyat. Megawati bilang, seorang pemimpin negara sebesar Indonesia harus menjadi pemimpin yang mau turun ke lapangan.

Megawati mengaku sebagai pihak yang mendorong Presiden Joko Widodo untuk rajin blusukan ke lapangan. Seperti pengalaman Megawati sebelumnya.

"Kalau orang tidak mengerti bagaimana lapangannya. Jadi para pemimpin seharusnya, dengan negara sebesar ini kita harus menjadi pemimpin lapangan," kata Megawati.

"Makanya saya bilang kepada Pak Jokowi, blusukan pak. Blusukan. Saya tuh dulu blusukan," imbuhnya.

Megawati mengatakan, bertemu langsung dengan rakyat itu merupakan suatu keharusan. Tujuannya supaya rakyat mengenal siapa pemimpinnya.

Hal itu juga diajarkan Megawati kepada kader-kadernya di PDI Perjungan, tak terkecuali Ketua DPP PDIP Puan Maharani supaya mau salaman dengan rakyat.

"Saya ngajari anak-anak saya, sama mbak Puan, kamu harus salaman. Ini tangan saya, mungkin salaman sama orang lepra, mungkin sama orang gatelan, tapi itu tangan rakyat, gitu saya bilang," tegas Megawati.

Lebih lanjut, Megawati menegaskan bahwa apa yang dia sampaikan ini tidak ada hubunganya dengan urusan pemilihan presiden. Dia mengaku sudah tak punya minat untuk menjadi presiden. Dia hanya ingin mengingatkan kepada para pemimpin di Indonesia.

"Saya ini sudah tua, nggak ada niat saya mau jadi presiden lagi. Saya cuma mau bilang, pemimpin RI adalah harus pemimpin rakyat. Yang mengerti kehidupan rakyat sebenarnya itu seperti apa," pungkasnya.

Rekomendasi