ERA.id - Pengamat politik Rocky Gerung menuding sistem kesehatan Indonesia sudah 'ambruk'. Pemerintah saat ini tak perlu lagi mengatakan masih bisa 'tertolong'.
"Itu justru bikin mental breakdown bagi para pekerja medis. Sebut saja memang sudah ambruk sehingga betul-betul ada upaya luar biasa," kata Rocky dalam Youtube Rocky Gerung Official, Selasa (5/7/2021).
Menurutnya, kalau pemerintah terus berkelit dengan mengklaim rumah sakit masih tersedia atau soal keterlambatan kedatangan stok oksigen maka sama dengan memojokkan kalangan medis yang telah bekerja lebih dari 24 jam.
"Terlihat pemerintah ngeyel terus. Padahal yang diperlukan kejujuran, pengakuan," katanya.
Ia menyebut tenaga medis Indonesia membaca publikasi internasional soal kasus COVID-19 di Indonesia jumlahnya 5 sampai 10 kali lipat dari keadaan yang sebenarnya yang dilaporkan. Jadi ketenangan publik tak bisa dibuat dengan menyebut seolah semua situasi terkontrol dan negara hadir.
"Negara hadir di pemakaman, itu yang terjadi. Negara hadir di tempat-tempat orang mengalami, keluarga yang melihat jenazah anggota keluarganya dia nggak hitung 33 kek, 63 kek, dia nggak hitung. Dia lihat itu adalah kegagalan negara menyiapkan oksigen, itu hal yang fatal," kata Rocky.
Sebelumnya dikabarkan, sebanyak 63 pasien COVID-19 di RS dr Sardjito Yogyakarta meninggal akibat habisnya persedian oksigen medis. Jumlah tersebut merupakan akumulasi dari Sabtu (3/7) pagi hingga Minggu (4/7) pagi.
Rinciannya, pasien yang meninggal pasca oksigen central habis pada Sabtu pukul 20.00 WIB jumlah persisnya 33 pasien. Namun dalam kondisi tersebut, kata dia, 33 pasien yang tidak tersuplai oksigen central itu juga tak sepenuhnya tak mendapat oksigen sama sekali.
Hal ini disebabkan karena adanya lonjakan kasus COVID-19 dan membludaknya pasien COVID-19 di rumah sakit sehingga menyebabkan persedian oksigen medis menipis dan habis.