Tim Editor
ERA.id - Pegiat media sosial, Denny Siregar turut menanggapi pertemuan sejumlah tokoh oposisi di rumah Rocky Gerung pada Kamis (23/9).
Para tokoh yang hadir mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo, pendiri Partai Ummat Amien Rais, mantan Presiden PKS M Sohibul Iman, Adhie M Massardi, dan Akbar Faizal.
Denny menuding para tokoh tersebut datang ke rumah Rocky Gerung di Desa Bojongkoneng, Kecamatan Babakanmadang, Kabupaten Bogor, bukan untuk membela. Namun, punya kepentingan lain.
"Percaya ngga? Sebenarnya mrk2 yang datang ke Rocky Gerung ini bukan utk membela RG, hanya memanfaatkan kasus RG itu untuk kepentingan politik mereka pribadi. DNA mrk bukan DNA saling membela, tapi saling memanfaatkan," cuit Denny Siregar di akun Twitternya, Jumat (24/9/2021).
Ia juga mengaku kasihan kepada pengamat politik yang kerap melontarkan kritik pendas kepada pemerintah tersebut, sebab dirinya tidak sadar kalau sedang dimanfaatkan.
"Yang kasian itu RG. Dia gak sadar dia dimanfaatkan," tambah Denny.
Nanti ketika rumah Rocky Gerung akhirnya tergusur, lanjut Denny, para tokoh itu hanya mengucapkan rasa simpati.
"Barulah si RG sadar bahwa diantara mereka itu tidak ada pertemanan abadi. Yang ada hanya kepentingan perut pribadi.." kata dia.
Denny juga menyinggung status lahan rumah Rocky Gerung yang dianggap menyerobot milik PT Sentul City. Ia menyebut rumah Rocky dibangun di atas tanah garapan.
Namun, narasi yang terjadi saat ini seolah-olah Rocky Gerung sedang melawan oligarki kekuasaan.
"Rocky Gerung itu jelas2 bangun rumah diatas tanah garapan. BPN juga udah bilang kalo sertifikat tanah itu milik Sentul City. Lha kok narasinya dia sedang berjuang melawan oligarki?" kata Denny.
Sebelumnya, adu klaim kepemilikan terjadi antara Rocky Gerung dan PT Sentul City Tbk. atas lahan yang berlokasi di Bojong Koneng, Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
PT Sentul City Tbk. mengklaim sebagai pemegang hak yang sah atas bidang tanah bersertifikat tersebut yang saat ini ditempati oleh Rocky Gerung.
Sementara itu, Rocky membantah menyerobot tanah Sentul City karena telah membeli tanah dan bangunan di lokasi itu secara sah dan dicatat lembaga negara sejak 12 tahun lalu (pada tahun 2009).
