AHY Kritik Pemerintah Soal RI Turun Kelas Versi Bank Dunia, Eko Kuntadhi: Idealnya di Hambalang Gak Berdiri Candi!

| 09 Jul 2021 10:55
AHY Kritik Pemerintah Soal RI Turun Kelas Versi Bank Dunia, Eko Kuntadhi: Idealnya di Hambalang Gak Berdiri Candi!
Ketua Umum (Ketum) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). (Foto: Antara)

ERA.id - Ketua Umum (Ketum) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) angkat bicara terkait keputusan Bank Dunia (World Bank) menurunkan Indonesia dari kategori negara berpenghasilan menengah ke atas (upper middle income) pada 2019 menjadi negara berpenghasilan menengah ke bawah (lower middle income) pada 2020.

Menurut AHY, idealnya Indonesia selalu naik kelas. Saat ini, kata AHY, bukan soal di mana status kelas Indonesia, melainkan mampukah negara menyelamatkan rakyatnya dari pandemi COVID-19.

"Idealnya, kita selalu naik kelas. Jangan tinggal kelas, apalagi turun kelas. Masalah gentingnya, bukan dimana status kelas kita saat ini, tapi mampukah negara ini menyelamatkan rakyatnya dari Covid?" cuit AHY di akun Twitternya.

Putra sulung mantan Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu mengatakan bahwa hampir sekian menit sekali terdengar sirine kencang ambulans. 

Ia lantas mempertanyakan sampai kapan kasus positif COVID-19 di Indonesia terus melonjak.

"Hampir sekian jam sekali terima berita duka dari yang kita kenal. Ini mengonfirmasi, setiap hari ada rekor baru, baik jumlah yang positif terpapar, maupun yang meninggal dunia. Sampai kapan Indonesia?"

Pernyataan tersebut langsung ditanggapi oleh pegiat media sosial, Eko Kuntadhi. Ia menyindir AHY dengan kasus Hambalang yang pernah memporak-prandakan partainya, beberapa tahun silam.

"Idealnya di Hambalang gak berdiri candi..." kata Eko di akun Twitternya, Jumat (9/7/2021).

Untuk diketahui, megaproyek Wisma Atlet Hambalang sudah terbengkalai sejak 2011 karena terbelit kasus korupsi yang menyeret Menpora kala itu, Andi Mallarangeng.

Sejumlah kader Partai Demokrat juga berakhir di penjara karena kasus proyek Hambalang, salah satunya mantan Bendahara Umum M Nazaruddin.

Rekomendasi