ERA.id - Beredar sebuah pesan berantai berisikan survei minat masyarakat terhadap Vaksin Nusantara.
Survei bertajuk ”Survey Minat Gotong Royong Vaksin Nusantara” ditujukan bagi orang-orang yang ingin pengadaan impor vaksin disetop dan mendukung Vaksin Nusantara temuan mantan Menteri Kesehatan (Menkes), dr. Terawan Agus Putranto.
Dukungan tersebut dirangkum dalam sebuah survei dari Lnkiy.in/mau-vn.
Dalam pesannya, penerima pesan diminta mendukung Vaksin Nusantara yang dikembangkan Terawan. Pihak yang mengaku menggelar survei tersebut yakni [email protected].
Menurut keterangan dalam link yang tersebar tersebut, digagasnya survei tersebut dilakukan setelah melihat niat baik dr Terawan dan tim pendukung yang dibantu Komisi VII dan IX DPR RI serta para relawan seperti, mantan Menkes Siti Fadilah Supari, Profesor Nidom, Dahlan Iskan dan relawan lainnya.
Disebutkan, survei dimulai 29 Juni 2021, dengan harapan Vaksin Nusantara segera terwujud.
"Yg ingin Vaksin Nusantara di kota/ daerah masing masing, tanpa harus ke RSPAD Jakarta, karena lebih aman, lebih baik, lebih tahan lama, bisa jauh lebih murah, lebih cepat, lebih tidak sakit dan teknologinya lebih baru dibandung vaksin konvensional seperti Sinovac/Astrazeneca/Pfizer/Mera Putih dll," tulis keterangan tersebut, Kamis (15/7/2021).
Sampai uji klinis fase 2, lanjut keterangan pesan itu, relawan Vaksin Nusantarab sangat sedikit, hanya ratusan orang. Lantaran itu timbul biaya yang tidak murah untuk ikut, ada yang per orang mencapai Rp5 juta dan dari luar kota harus berangkat ke RSPAD Jakarta.
"Bila pengikut survei ini cukup banyak, minimal 100 ribu-1 juta orang sampai akhir Agustus, maka sangat mungkin keinginan ini bisa dipenuhi tanpa perlu berangkat ke RSPAD Jakarta, cukup di kota/daerah masing-masing," lanjutnya.
Disebutkan, survei itu tidak meminta identitas/email dan hanya menjawab 7 pertanyaan wajib serta ditujukan bagi yang serius berminat gotong royong atau serius ingin mendapat Vaksin Nusantara walau tidak mampu bergotong royong.
Sejauh ini belum ada pihak terkait yang mengaku menggelar survei tersebut.