Begini Jejak Digital Ucapan Luhut Saat Pimpin PPKM Darutat: Dari Klaim COVID-19 Terkendali hingga Minta Maaf

| 19 Jul 2021 14:35
Begini Jejak Digital Ucapan Luhut Saat Pimpin PPKM Darutat: Dari Klaim COVID-19 Terkendali hingga Minta Maaf
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. ANTARA/HO-Kemenko Kemaritiman dan Investasi/aa.

ERA.id - Pasca libur Lebaran 2021, tambahan kasus positif COVID-19 di Indonesia semakin meningkat. Beragam strategi pembatasan kegiatan masyarakat terus diperbarui.

Terakhir, Presiden Joko Widodo menunjuk Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan sebagai Koordinator Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat khusus Pulau Jawa-Bali.

Sejak saat itu, nyaris setiap hari Luhut menggelar konferensi pers untuk mengabarkan perkembangan terbaru penanganan pandemi COVID-19. Dalam sejumlah kesempatan, dia juga mengajak sejumlah menteri lainnya di Kabinet Indonesia Maju untuk memberikan keterangan pers.

Berikut pernyataan Luhut terkait penanganan pandemi COVID-19, pasca ditunjuk sebagai koordinator PPKM Darurat khusus Pulau Jawa-Bali.

1. Klaim pandemi COVID-19 di Indonesia Terkendali

Luhut sempat mengakui bahwa ada masalah dalam penanganan pandemi COVID-19. Namun, menurutnya, hal itu masih terkendali selama digelarnya PPKM Darurat. Dari persedian obat terapi COVID-19, oksigen medis, hingga ketersediaan tempat tidur di rumah sakit masih mampu ditangani oleh pemerintah.

Dia tegas membantah apabila ada pihak-pihak yang menuding pemerintah tak mampu mengendalikan pandemi COVID-19. Luhut juga menantang untuk bertemu mereka yang mengkritik pemerintah tak bisa kendalikan pandemi COVID-19.

"Kalau ada yang berbicara bahwa tidak terkendali keadaannya, ini sangat-sangat terkendali. Jadi yang bicara tidak terkendali itu, bisa datang ke saya, nanti saya tunjukkin ke mukanya bahwa kita terkendali," tegas Luhut dalam konferensi pers yang disiarkan di kanal YouTube Sekretariat Presiden, Senin (12/7/2021).

Dalam kesempatan itu, Luhut juga optimis tambahan kasus positif COVID-19 tak capai lebih dari 30 ribu kasus per hari. Dia juga menargetkan kasus COVID-19 mulai melandai pekan depan.

Rasa optimis Luhut itu berdasarkan data dalam tiga hari terakhir yang menunjukan adanya penurunan tambahan kasus positif COVID-19 harian. Ditambah dengan kasus kesembuhan yang juga semakin meningkat.

"Kita mencoba supaya betul-betul kalau bisa kasus ini jangan lebih dari 30 ribuan (kasus positif COVID-19 harian). Tapi dari tiga hari terakhir ini kita lihat sudah berkisar, selalu bermain di antara 33,34,38 mundur lagi dan seterusnya. Tapi tingkat kesembuhan kita lihat meningkat banyak," ujar Luhut.

Dia bahkan 'meramal' kasus COVID-19 mulai terkendali pekan depan apabila seluruh masyarakat dapat disiplin dan patuh dengan ketentuan PPKM Darurat.

Tetapi di hari yang sama, data dari Satuan Tugas (Satgas) Penganan COVID-19 dan juga Kementerian Kesehatan mencatatkan rekor baru tambahan kasus COVID-19 harian di Indonesia. Angka harian COVID-19 di Indonesia bertambah 40.427 kasus baru COVID-19 di Indonesia.

"Kasus baru yang terkonfirmasi positif hari ini kembali mencatatkan rekor yakni sebanyak 40.427 kasus," ujar Juru Bicara Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) Dedy Permadi dalam keterangan pers yang disiarkan melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden, Senin (12/7) sore.

2. Sebut COVID-19 Varian Delta Sulit Dikendalikan

Di lain kesempatan, Luhut menyebut bahwa kondisi pandemi COVID-19 di Indonesia diakibatkan karena ada sejumlah varian baru. Salah satunya yaitu Varian Delta yang diakuinya sulit untuk dikendalikan.

Dia mengakui, dalam menghadapi penyebaran COVID-19 varian Delta ini tidak mudah untuk dikendalikan.

"Saya mohon supaya kita paham bahwa varian Delta ini adalah musuh yang tidak mudah dikendalikan," ujar Luhut dalam konferensi pers secara daring, Kamis (15/7/2021).

Dia menyebut, kenaikan kasus COVID-19 selama PPKM berlangsung sebanyak 44,51 persen. Dia juga tak menutup kemungkinan ke depannya tambahan kasus akan mencapai lebih dari 54 ribu kasus per hari.

Luhut mengaku pemerintah telah mengetahui bahwa akan terjadi lonjakan kasus yang sangat tinggi. Namun, Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi itu tak menyangka akan meningkat secepat ini.

Hal tersebut merespons tambahan kasus positif COVID-19 harian per 14 Juli 2021 yang mencapai 54.517 kasus. Angka tambahan kasus harian tertinggi sejak kasus pertama diumumkan pada Maret 2020 lalu.

"Kasus terus meroket ini sudah kita duga akan terjadi. Tapi tidak kita duga, terus terang akan terjadi secepat ini," kata Luhut.

Lebih lanjut, Luhut lantas membandingkan lonjakan kasus COVID-19 di Indonesia dengan beberapa negara lain di tengah merebaknya varian Delta. Menurutnya, di negara lain juga mengalami lonjakan yang sama tingginya seperti di Indonesia.

Beberapa negara yang mengalami kenaikan kasus antara lain yaitu Malaysia, Amerika Serikat, Belanda, Inggris, hingga Rusia. "Jadi jangan dilihat ini di Indonesia saja," kata Luhut.

3. Meminta Maaf PPKM Darurat Belum Optimal

Baru-baru ini, Luhut meminta maaf kepada masyarakat Indonesia lantaran PPKM Darurat belum dijalankan dengan optimal.

Luhut bersama jajarannya, sejumlah menteri, dan kepala lembaga akan terus bekerja keras untuk memastikan bahwa penyebaran COVD-19 khususnya varian delta bisa diturunkan. Serta, untuk memastikan penyaluran bantuan sosial kepada masyarakat bisa segera dilakukan.

"Sebagai koordinator PPKM Jawa dan Bali Dari lubuk hati yang paling dalam saya ingin minta maaf kepada seluruh rakyat Indonesia jika dalam penanganan PPKM Jawa Bali ini masih belum optimal," ujar dia dalam konferensi pers, Sabtu (17/7).

Rekomendasi