Heboh Pernyataan Megawati Soal Minangkabau: Sumatera Barat yang Dulu Saya Kenal Sudah Berbeda

| 13 Aug 2021 12:21
Heboh Pernyataan Megawati Soal Minangkabau: Sumatera Barat yang Dulu Saya Kenal Sudah Berbeda
Megawati Soekarnoputri. (Foto: Dok. Tim Media PDIP)

ERA.id - Presiden RI kelima, Megawati Soekarnoputri menyoroti minimnya kontribusi tokoh dari Sumatera Barat.

Megawati mengungkapkan, wilayah Sumatera Barat dulu sangat populer lantaran menghasilkan banyak tokoh ternama seperti proklamator Muhammad Hatta.

"Dulu saya tahu banyak sekali tokoh dari Sumbar. Kenapa menurut saya sekarang kok kayanya tidak sepopuler dulu kah atau emang tidak ada produknya? Coba bayangkan," kata Megawati dalam peringatan HUT Ke-119 Proklamator RI Mohammad Hatta yang digelar oleh Badan Nasional Kebudayaan Pusat (BKNP) PDIP secara virtual, Kamis (12/8).

Megawati kemudian berpikir serta berdiskusi dengan berbagai tokoh. Megawati menilai Sumatera Barat saat ini sudah mulai berbeda dengan yang dulu dia kenal.

"Setelah ke sini saya mulai berpikir, saya sering berdiskusi karena di Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), saya sebagai ketua dewan pengarah. Itu ada Buya Syafi'i, saya suka bertanya kepada beliau kenapa Sumbar yang dulu pernah saya kenal sepertinya sekarang sudah mulai berbeda dan lain," ujarnya.

Megawati juga menyinggung falsafah kepemimpinan di Minangkabau. Mereka adalah pemimpin adat dengan sebutan niniak mamak, pemimpin agama yaitu alim ulama, penghulu, dan kaum terpelajar atau cerdik pandai.

"Tapi juga ada saat bersamaan juga menempatkan peran tokoh adat, penghulu yang disebut ninik mamak, alim ulama, kaum cerdik pandai. Ke semuanya merupakan kepemimpinan yang khas yang disebut Minangkabau, sehingga ada, bukannya istilah tapi seperti panggilan Tungku Tigo Sajarangan," sambung Mega.

Ketua Umum PDIP itu juga merasa heran, dia bingung ke mana tokoh-tokoh yang berasal dari Sumbar. Tokoh yang disebut dalam Tungku Tigo Sajarangan, yakni alim ulama, ninik mamak dan cerdik pandai seakan tak terdengar lagi kiprahnya.

"Nah, sekarang apa? Karena tadi tidak ada atau sudah bubarkah yang namanya Tungku Tigo Sajarangan ini. Apakah hanya sebagai sebuah kenangan atau hanya simbol saja?" katanya.

Namun, Mega mengaku hanya sedang berkontemplasi. Ia mempersilakan kepada para ahli dan pakar untuk mendiskusikannya.

"Itu menurut pikiran saya, makanya nanti monggo didiskusikan," ucapnya.

Rekomendasi