ERA.id - Kementerian Kesehatan menyampaikan perkembangan terbaru mengenai dugaan kebocoran data pengguna aplikasi Electronic Health Alert Card (eHAC) yang belakangan membuat heboh publik.
Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan (Kapusdatin Kemenkes) Anas Ma'ruf memastikan, hingga saat ini tidak ada satu pun data pengguna eHAC yang bocor.
"Kementerian Kesehatan memastikan bahwa data masyarakat yang ada dalam sistem eHAC tidak bocor dan dalam perlindungan," tegas Anas dalam konferensi pers yang disiarkan di YouTube Kementerian Kesehatan RI, Rabu (1/9/2021).
Anas juga memastikan, data pengguna eHAC tidak mengalir ke pihak manapun, termasuk mitra dari Kementerian Kesehatan.
Namun, sebagai langkah mitigasi, Kemenkes telah berkoordinasi dengan Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo), Direkrorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri, dan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).
Anas juga mengimbau agar masyarakat mulai menggunakan aplikasi PeduliLindungi dan memanfaatkan fitur eHAC yang sudah terintergasi di dalam platform tersebut.
"Kemenkes telah melakukan koordinasi dengan Kemkominfo, BSSN, serta direktorat tindak pidana siber Bareskrim Polri untuk melakukan proses invenstigasi guna menelusuri dan memastikan bahwa tidak ada kerentanan lain yang bisa digunakan untuk mengeksploitasi sistem tersebut," kata Anas.
Dalam kesempatan itu, Juru Bicara BSSN Anton Setiyawan menambahkan, kejadian yang terjadi saat ini bukanlah kebocoran data, melainkan trade information sharing atau tukar yang dilakukan vpnMentor mengenai adanya potensi kerentanan kebocoran data di aplikasi eHAC.
Atas informasi tersebut pula, BSSN dan juga Kemenkes langsung melakukan verifikasi serta langkah-langkah pencegahan supaya kebocoran data tidak terjadi. Anton menegaskan, hingga saat ini data-data masyarakat di aplikasi eHAC masih tersimpan dengan baik.