ERA.id - Dirjen Pengelolaan Sampah dan Limbah B3 (PSLB3) Rosa Vivien Ratnawati mendorong produsen untuk terus melakukan inisiatif pengurangan sampah plastik di Indonesia seperti yang dilakukan Nestle Indonesia dalam bentuk studi sistem isi ulang.
"Sejalan dengan ambisi pemerintah Indonesia untuk mengurangi 30 persen sampah di Indonesia, kami mengapresiasi upaya dan inisiatif Nestle Indonesia untuk melakukan studi kemasan isi ulang dan pendekatannya ke konsumen," ujar Dirjen PSLB3 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Vivien dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta dikutip dari Antara, Senin (6/9/2021).
"Besar harapan kami agar inisiatif seperti ini bisa menjadi pembelajaran yang baik untuk semua pemangku kepentingan dan membantu mengurangi sampah kemasan plastik di Indonesia," tambahnya.
PT Nestle Indonesia akan melakukan kerja sama dengan Siklus, startup yang fokus menyelesaikan permasalahan ekonomi dan lingkungan melalaui teknologi isi ulang, melakukan studi pengembangan kemasan menggunakan sistem isi ulang di Tebet di Jakarta.
Langkah itu sejalan dengan komitmen perusahaan tersebut untuk menjadikan 100 persen kemasannya dapat didaur ulang dan mengurangi penggunaan resin plastik baru pada 2025. Tujuan akhirnya adalah mendukung target 30 persen pengurangan sampah dan 70 persen pengelolaan sampah pada 2025 yang dicanangkan pemerintah.
Studi pengembangan kemasan dengan sistem isi ulang itu akan berlangsung selama tiga bulan dan perusahaan menjamin kualitas dan keamanan produk-produk yang akan didistribusikan.
Menggunakan Sepeda Siklus akan didistribusikan produk makanan dan minuman di daerah perumahan atau konsumen bisa memesan melalui aplikasi.
President Director PT Nestle Indonesia Ganesan Ampalavanar dalam keterangan yang sama menegaskan komitmen mereka untuk mengurangi sampah kemasan plastik dan menghentikan kebocorannya ke lingkungan.
"Sampah kemasan plastik dan pengelolaan sampah telah menjadi tantangan global, termasuk di Indonesia. Nestle Indonesia berkomitmen untuk berfokus pada mengurangi sampah kemasan plastik dan menghentikan kebocoran sampah plastik ke lingkungan. Kerja sama dengan Siklus, akan memungkinkan kami mengukur manfaat positif sistem kemasan isi ulang terhadap lingkungan, serta penerimaan dan pengalaman berbelanja konsumen," tegas Ganesan.