Kritisi Tayangan Kartun, KPI Pusat Blak-blakan tentang Upin dan Ipin: Bawa Propaganda

| 10 Sep 2021 11:25
Kritisi Tayangan Kartun, KPI Pusat Blak-blakan tentang Upin dan Ipin: Bawa Propaganda
Upin dan Ipin

ERA.id - Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) telah membuat aturan sedemikian rupa ke televisi. Hasilnya, penyiaran terpaksa memblur tayangan kartun Doraemon dan SpongeBob SquarePants.

Diketahui, dua kartun di atas turut "dibantai" oleh TV dengan diburamkannya baju renang Shizuka dan disensornya bikini Sandy.

Setelah mengeluarkan maklumat ke lembaga penyiaran untuk ikut aturan, sekarang KPI tampil membeberkan alasan mengapa kartun Upin dan Ipin melenggang ke layar TV Indonesia.

Ketua KPI Pusat, Agung Suprio, menguraikan persoalan tersebut di channel Youtube Deddy Corbuzier yang disiarkan pada Kamis (9/9/2021).

Agung mengaku, kartun Indonesia jarang tayang di stasiun televisi dalam negeri karena besarnya biaya produksi yang harus dikeluarkan.

"Kalau kita produksi kartun Indonesia, itu mahal banget. Padahal orang yang buat kartun di Indonesia gak kalah jago, dan banyak banget, gak sedikit," tutur Agung Suprio, dikutip ERA.id.

"Upin Ipin saja katanya dari Indonesia, yang buat itu," ujar Agung Suprio.

Agung mengaku wajar kalau Upin dan Ipin tayang di Indonesia, sebab pembuatan animasi Upin dan Ipin didanai pemerintah Negeri Jiran.

"Lu tahu gak Ipin Upin? Itu disubsidi oleh Pemerintah Malaysia," kata Agung Suprio.

Sebab didanai besar, praktis kata Agung, Upin dan Ipin menyebar propaganda pemerintah Malaysia ke anak-anak Indonesia. 'Jadi, ya propaganda pada akhirnya," ucap Agung Suprio.

Atas alasan dana, akhirnya Agung menyerah. Ia tidak bisa memaksa stasiun TV di Indonesia untuk menayangkan kartun buatan dalam negeri.

"Kenapa kemudian, kita itu harus bicara strategi kebudayaan dalam pengertian luas pada akhirnya. Gak bisa KPI memaksa TV untuk di jam tayang anak, harus produksi kartun," tutur Agung Suprio.

Dari sanalah, karena serba sulit, stasiun televisi lebih memilih membeli kartun dari luar negeri termasuk Upin dan Ipin. Lumayan, kreator Indonesia dan stasiun TV tak dibebani biaya besar termasuk ongkos produksi.

"Tadi gua jelaskan, biaya produksinya mahal banget. Jadi lebih baik dia beli dari luar, tinggal tayang. Itu lebih murah buat dia," tandasnya.

Rekomendasi