Menko Airlangga Ungkap Angka Kasus COVID-19 Paling Banyak dari Luar Jawa-Bali

| 14 Sep 2021 06:10
Menko Airlangga Ungkap Angka Kasus COVID-19 Paling Banyak dari Luar Jawa-Bali
Airlangga Hartarto (Dok. Kemenko Ekonomi)

ERA.id - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan kasus aktif di luar Jawa-Bali sedikit mengalami penurunan dan berkontribusi 59,46 persen terhadap kasus aktif COVID-19 secara nasional.

“Momentum penurunan kasus yang sudah kurang dari 100 ribu agar terus dijaga dan masyarakat diminta terus waspada karena pandemi ini masih naik turun dan varian Delta tidak bisa diprediksi,” kata Menko Airlangga dalam konferensi pers evaluasi dan penerapan PPKM secara daring di Jakarta, Senin (13/9/2021).

Menko Airlangga juga menjelaskan perkembangan mingguan untuk masing-masing pulau. Sumatera tingkat kesembuhannya mencapai 91,96 persen, dengan fatality rate 3,54 persen dan perkembangan kasus aktifnya antara 9 Agustus-12 September turun 68,30 persen.

Kemudian Nusa Tenggara, tingkat kesembuhannya 95,03 persen, fatality rate 2,29 persen dan kasus aktifnya turun 81,66 persen. Lalu, tingkat kesembuhan di Kalimantan mencapai 93,21 persen, fatality rate 3,13 persen dan perkembangan kasus turun 74 persen.

“Maluku-Papua tingkat kesembuhan 84,29 persen, lalu fatality rate-nya 1,56 persen dan kasusnya turun 38,07 persen,” ujar Airlangga.

Sedangkan untuk Sulawesi kesembuhannya 93,54 persen, fatality rate 2,58 persen dan penurunan kasus aktif adalah minus 73,9 persen.

Kendati ada perbaikan COVID-19 di luar Jawa-Bali, Airlangga menegaskan penerapan level PPKM masih sama dengan yang diumumkan pada 6 September lalu dan akan disesuaikan kembali pada minggu depan.

“Evaluasi PPKM luar Jawa-Bali diberlakukan masih dalam 2 pekan, artinya PPKM luar Jawa-Bali berlaku 7-21 September namun evaluasinya tiap minggu,” kata dia.

Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) akan selalu diterapkan selama virus corona (Covid-19) masih menjadi pandemi.

Hal itu ia sampaikan untuk merespons masyarakat yang bertanya PPKM diperpanjang atau tidak setiap pekan.

"Saya juga menjawab pertanyaan, sampai kapan PPKM diperpanjang? Saya ingin jelaskan selama Covid masih jadi pandemi, PPKM akan tetap digunakan sebagai instrumen untuk mengendalikan aktivitas dan mobilitas masyarakat," kata Luhut dalam konferensi pers, Senin (13/9/2021) malam.

Pemerintah juga memutuskan PPKM Jawa-Bali dan Luar Jawa-Bali masih tetap akan diberlakukan hingga seminggu ke depan. Luhut pun menegaskan jika evaluasi PPKM akan dilakukan secara terus menerus.

"Evaluasi setiap minggu, menekankan kasus konfirmasi dan tidak mengulangi kejadian sama di kemudian hari. Jadi kita untuk memonitor ini. Karena kalau dilepas, tidak dikendalikan terus bisa nanti ada gelombang berikutnya kita sudah lihat pengalaman di banyak negara. Jadi kita tidak ingin mengulangi kesalahan yang dilakukan dari berbagai negara lain," tegasnya.

Selain itu, Luhut juga meminta agar masyarakat jangan terlalu euforia terkait angka penurunan kasus virus corona yang terjadi belakangan ini. Ia menegaskan kasus penularan potensial naik kembali apabila warga tak hati-hati dan mengabaikan protokol kesehatan.

Rekomendasi