ERA.id - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Boy Rafli Amar mengungkapkan, ribuan warga negara Indonesia (WNI) terjebak oleh propaganda kelompok ISIS. Mereka disebut membawa anak dan istrinya ke Suriah, Afghanistan, Irak, dan Filipina.
"Foreign terorist fighter ini berkaitan dengan WNI yang terjebak propaganda ISIS dan mereka telah berangkat bersama istri dan anak. Kalau kami lihat pendataannya berdasarkan kerja sama dengan jaringan intelijen," kata Boy dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi III DPR RI, Rabu (15/9/2021).
Selain Irak dan Suriah, Boy menyebut, sebanyak 35 WNI berada di Filipina melakukan kegiatan terorisme. Rinciannya, 13 orang berada di zona konflik, 11 orang meninggal dunia, 4 orang kembali ke Indonesia, dan 7 orang dideportasi.
"Di Afghanistan sendiri berada di zona konflik, informasinya adalah sekitar 10 orang ada di antara mereka relokasi dari suriah, meninggal dunia 2 orang sebagai deportan 11 orang total 23 orang," kata Boy.
Boy menambahkan, saat ini juga terdapat 529 WNI yang berada di Suriah, 21 orang di antaranya berada di penjara, 16 orang berada di perbatasan Turki, dan 377 orang belum diketahui keberadannya.
"21 WNI yang berada di penjara tersebut di beberapa titik," kata Boy.
Lebih lanjut, Boy mengungkapkan, di dalam negeri sendiri BNPT sedang memantau 399 grup dan kanal dari berbagai sosial media yang membuat konten-konten radikal terorisme. Dari jumlah tersebut, paling banyak ditemui di aplikasi Telegram sebanyak 135 grup.
Selain Telegram, BNPT juga memantau aplikasi lainnya yang diduga banyak menyebarkan konten-konten radikal terorisme seperti Facebook, WhatsApps, dan TamTam.
"Per Agustus 2021 terdapat 399 grup maupun kanal medsos yang dipantau dan Telegram menempati jumlah tertinggi dengan mencapai 135 grup kanal," pungkasnya.