ERA.id - Polemik terlemparnya 56 Pegawai dari KPK karena tidak lulus Tes Wawasan Kebangsaan (TWK), membuat polemik baru.
Itu setelah Kapolri Listyo Sigit mengaku berniat untuk mengangkat Novel Baswedan cs sebagai ASN di tubuh Polri.
Bukannya untung, ide ini terancam buntung dan bikin gaduh di tengah jalan. Bagaimana tidak, tubuh Polri kemudian dianggap sebagai tempat pembuangan.
Selain itu banyak yang mengenang Firli yang mengaku kalau KPK telah disusupi Taliban. Makanya, ia membuat TWK untuk menyekat sosok-sosok yang dianggapnya radikal.
Gayung bersambut, opini ini langsung ditelan mentah-mentah oleh pegiat media sosial Denny Siregar. Beberapa waktu yang lalu, ia bilang KPK memang disusupi Taliban.
"Menarik. Di dalam @KPK_RI, ketka ada perubahan status pegawai menjadi ASN, dibuatlah ujian tentang wawasan kebangsaan. Dan kabarnya, banyak yg gak lolos dan bakalan dipecat. Termasuk si Nopel. Ini membuktikan di dalam @KPK_RI ada kelompok taliban."
Dari narasi di atas, muncullah pro dan kotra. Terbaru, seorang netizen dengan nama @elangkesepian mengomentari cuitan Menkopolhukam Mahfud MD.
"Pak, kan mereka dilabeli Taliban, kok disetujui RI 1 dan Kapolri jadi penyidik Polri?" kata @elangkesepian dalam cuitannya.
Mahfud pun membalas kalau pernyataan tersebut keliru. "Bukan penyidik, tapi ASN. Nanti tugasnya diatur lagi," tutur Mahfud menjelaskan.
Pernyataan tersebut juga memunculkan komentar dari netizen lainnya. "Iya ih. masa lulus TWK aja enggak, mau diangkat jadi PNS polri. Gimana sih pak," kata akun @huftbosan.
"Gitu kok ditanyakan bro-bro, Kalo mereka sudah terkena virus Thali+Ban ya tugas Polri untuk merangkul mereka. Memunculkan jiwa nasionalisme yang sudah terkuras," kata akun @gurumtkgebog01.