ERA.id - Staf Khusus Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Arya Sinulingga menanggapi pernyataan ekonom Faisal Basri yang memprediksi proyek pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung kerja sama Indonesia-China tidak akan balik modal hingga kiamat.
Menurutnya, analisis tersebut konyol.
Arya mengatakan, pernyataan Faisal Basri hanya berdasarkan subyektifitas semata, bukan berdasarkan angka dan data.
"Mana ada investor mau masuk dengan kondisi nanti rugi, itu kan konyol. Faisal Basri itu konyol betul itu. Sayang sekaliber dia ngomong seperti itu, nggak benar," tegas Arya kepada wartawan, Jumat (15/10/2021).
Lebih lanjut, Arya mengatakan saat ini pihaknya memang masih menghitung. Sehingga memang proyek kereta cepat mengalami pembengkakan biaya atau cost overrun.
Namun, Arya menegaskan, angka tersebut pun belum pasti karena masih menunggu selesai diaudit Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).
"Setelah diaudit BPKP baru kita bisa tahu angka yang sebenarnya," kata Arya.
Arya menjelaskan, jika dihitung secara konservatis, pinjaman untuk equitas baru akan kembali setelah 40 tahun ke depan. Namun, dia mengatakan bahwa hal ini lumrah terjadi pada seluruh proyek kereta atai railway.
Meski begitu, dia memastikan modal untuk proyek kereta cepat pasti kembali. Sebabnya, masih ada investor yang mengambil bagian dalam proyek tersebut.
Oleh sebab itu, Arya meminta Faisal Basri untuk tak asal-asalan berbicara dan menyebarkan hoaks kepada masyarakat.
"Kalau rugi nggak akan mungkin mau. Jadi kali ini sangat disayangkan Faisal Basri konyol analisisnya," kata Arya.
Diberitakan sebelumya, ekonom Faisal Basri menilai proyek pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung kerja sama Indonesia-China merupakan salah satu dari banyak proyek mubazir.
Menurut dia, proyek kereta cepat tersebut tidak akan balik modal, bahkan hingga kiamat. Apalagi, kata dia, proyek ini nantinya akan menggunakan uang negara.
"Sebentar lagi rakyat membayar kereta cepat yang barangkali ongkosnya Rp400 ribu sekali jalan dan diperkirakan sampai kiamat pun tidak balik modal," jelas Faisal Basir dalam diskusi virtual yang digelar Kamis (14/10).