Tren Elektabilitas PDIP dan Gerindra Masih Tinggi, Tapi Turun Signifikan

| 22 Oct 2021 13:50
Tren Elektabilitas PDIP dan Gerindra Masih Tinggi, Tapi Turun Signifikan
Megawati Soekarnoputri-Prabowo Subianto (Foto: Dok. Tim Media PDIP)

ERA.id - Litbang Kompas menerbitkan survei terbarunya mengenai tren elektabilitas partai politik selama setahun terakhir. Tercatat sejumlah partai mengalami penurunan tren elektabilitas, namun beberapa terlihat konsisten naik.

Dikutip dari survei Litbang Kompas pada Jumat (22/10/2021), tren elektabilitas PDI Perjuangan masih tertinggi sebanyak 19,1 persen. Disusul Partai Gerindra 8,8 persen dan Partai Golkar 7,3 persen.

Kemudian di papan tengah ada Partai Demokrat 5,4 persen, PKS 6,7 persen, dan PKB 3,9 persen. Di papan bawah terdapat NasDem 2,0 perse, disusul PPP 1,3 persn dan PAN 1,7 persen.

Namun, tren elektabilitas ketiga partai politik papan atas itu cenderung menunjukkan penurunan dalam satu tahun terakhir. PDIP misalnya, elektabilitasnya pada Agustus 2020 mencapai 23,1 persen, kemudian turun cukup drastis di Januari 2021 menjadi 19,7 persen. Di April 2021 kembali naik menjadi 22,4 persen dan kembali turun di Oktober 2021 menjadi 19,1 persen.

Kondisi yang sama juga dialami oleh Partai Gerindra. Di Agustus 2020 mendapatkan 12,6 persen, kmduian di Januari 2021 menjadi 9,6 persen, naik lagi di April 2021 menjadi 10,5 persen, dan turun di Oktober 2021 8,8 persen.

Sementara Golkar di Agustus 2020 tren elektabilitasnya hanya 5,9 persen dan turun di Januari 2021 menjadi 3,4 persen. Di April 2021 terlihat kenaikan menjadi 8,6 persen dan turun sedikit di Oktober 2021 menjadi 7,3 persen.

Sedangkan partai politik yang terlihat tren elektabilitasnya konsisten mengalami peningkatan selama setahun terakhir hanya PKS. Di Agustus 2021 elektabilitas PKS hanya sebesar 4,1 persen, kemudian naik dan bertahan di Januari dan April 2021 sebesar 5,4 persen. Di Oktober 2021, elektabilitas PKS mencatat adanya kenaikan menjadi 6,7 persen.

Survei Litbang Kompas dilakukan dari tanggal 26 September-9 Oktober 2021 melalui wawancara tatap muka. Sebanyak 1.200 responden dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistemtis bertingkat di 34 provinsi di Indonesia. Tingkat kepercayaan 95 persen, margin of error penelitian 2,8 persen.

Rekomendasi