ERA.id - Nasional (PAN) Guspardi Gaus menyayangkan ucapan Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas, yang menyatakan bahwa Kementerian Agama (Kemenag) adalah hadiah negara untuk Nahdlatul Ulama (NU), bukan umat Islam pada umumnya.
Menurunya, pernyataan itu sangat tendensius dan dapat memicu polemik. Selain itu juga dinilai mengecilkan peranan organisasi Islam lainnya.
"Pernyataan itu sangat tendensius dan dapat mematik polemik dan kegaduhan di tengah masyarakat. Juga menafikkan peranan dan sikap toleransi para wakil-wakil pemimpin Islam saat pendirian Kementerian Agama," ujar Guspardi dalam keterangannya, Senin (25/10/2021)
Guspadri mengatakan, sejarah berdirinya Kemenag yang diketahuinya berbeda dengan versi yang disampaikan Yaqut. Menurutnya, pembentukan Kemenag Agama ditetapkan dengan Penetapan Pemerintah No1/SD pada tanggal 3 Januari 1946.
Kemenag pada saat itu dibentuk sebagai kompensasi atas sikap toleransi wakil-wakil pemimpin Islam moncoret tujuh kata dalam Piagam Jakarta yaitu Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya.
Berkaca dari sejarah itu, dia menilai pernyataan Menag sama saja menghilangkan peran aktif dan sikap toleransi dari wakil-wakil pemimpin Islam ketika itu.
"Kompromi 'wakil- wakil' pemimpin Islam maknanya bukan hanya NU tetapi juga ormas Islam yang lainnya mempunyai peranan dan kontribusi dalam pembentukan Kementrian Agama," ucapnya.
"Ditambah lagi, jika memang hadiah khusus negara untuk NU, kenapa Menteri Agama pertama yang ditunjuk bukan tokoh yang berasal dari NU, melainkan tokoh Muhammadiyah bernama H.M. Rasjidi. Beliau adalah seorang ulama berlatar belakang pendidikan Islam modern lulusan Al Azhar Cairo dan Universitas Sorbonne, Prancis," imbuhnya.
Lebih lanjut, Guspardi menegaskan bahwa Kemenag dibentuk untuk seluruh pemeluk agama di Indonesia, bukan hanya bagi satu agama tertentu saja.
"Dan itu terwujud dengan dorongan dan sikap kompromi serta toleransi 'wakil-wakil' pemimpin Islam. Tentu dengan harapan, Kementrian Agama dapat berperan lebih besar sebagai rumah bersama seluruh umat beragama," kata Guspardi.
Sebelumnya, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengungkapkan kelahiran Kementerian Agama (Kemenag) merupakan hadiah untuk Nahdlatul Ulama (NU), bukan umat Islam secara umum.
Yaqut mengatakan bahwa perdebatan itu lantas menjurus ke arah asal usul berdirinya Kemenag. Ia bercerita terdapat staf Kemenag yang mengatakan bahwa Kemenag dibentuk sebagai hadiah untuk umat Islam.
Dia membantahnya, dan menyebut bahwa Kemenag merupakan hadiah bagi NU. Sehingga wajar, bila NU memanfaatkan banyak peluang di Kemenag sampai saat ini.
"Saya bantah. Kemenag itu hadiah untuk NU, bukan umat Islam secara umum. Tapi spesifik untuk NU. Saya rasa wajar kalau sekarang NU memanfaatkan banyak peluang di Kemenag karena hadiahnya untuk NU," ujar Yaqut dalam Webinar digelar RMI-PBNU yang diunggah oleh kanal YouTube TVNU Rabu (20/10) lalu.