ERA.id - Presiden Joko Widodo lebih memilih menyewa pesawat milik maskapai Garuda Indonesia ketimbang menggunakan pesawat kepresidenan dalam lawatannya perdananya ke luar negeri selama masa pandemi Covid-19.
Jokowi dijadwalkan akan mengunjungi Italia untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20, kemudian ke Inggris Raya dan Uni Emirat Arab.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir yang juga ikut mendampingi Presiden Jokowi dalam lawatannya ke luar negeri menilai, dipilihnya Garuda membuktikan kualitas protokol kesehatan yang baik dimiliki maskapai nasional tersebut.
"Sebuah kehormatan tentunya bagi Garuda yang menjadi moda transportasi udara pertama yang digunakan Presiden dalam lawatan luar negeri pertamanya di masa pandemi. Ini membuktikan kualitas protokol kesehatan yang sangat baik," kata Erick dalam keterangannya, Jumat (29/10/2021).
Erick juga mengapresiasi seluruh kru Garuda yang telah maksimal menjalankan protokol kesehatan secara disiplin dan edukatif pada setiap penumpang di Indonesia.
"Apresiasi untuk seluruh awak Garuda," kata Erick.
Sebelumnya, Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono menjelaskan, menjelaskan bahwa pemilihan pesawat maskapai nasional ini telah dipertimbangkan secara matang, seperti pertimbangan efisiensi waktu, penghematan anggaran, dan juga protokol kesehatan.
“Dengan menggunakan pesawat berbadan lebar ini, perjalanan menuju Roma selama 13 jam ini bisa dilakukan langsung tanpa perlu transit. Bila kita menggunakan Pesawat Kepresidenan BBJ, kita harus transit. Dan ingat, ini adalah kunjungan kerja pertama Bapak Presiden ke luar negeri di masa pandemi, kami harus sangat berhati-hati dalam menjalankan protokol kesehatan, termasuk pertemuan tatap muka di saat transit,” ucap Heru.
Hal lain yang menjadi pertimbangan Heru adalah efisiensi anggaran dimana semua menteri yang hadir dalam kunjungan tersebut, turut serta dalam rombongan Presiden di pesawat ini.
Selain Erick, ada lima menteri lain yang ikut dalam kunjungan presiden, yakni Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Keuangan Sri Mulyani, dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung. Namun Menteri Keuangan dan Menteri Luar Negera berangkat terlebih dahulu ke Roma, guna menghadiri pertemuan tingkat menteri.