Kunjungi Pulau Terluar di Kabupaten Natuna, Mahfud MD: Tak Boleh Sejengkal Pun Pulau Kita Lepas

| 24 Nov 2021 10:45
Kunjungi Pulau Terluar di Kabupaten Natuna, Mahfud MD: Tak Boleh Sejengkal Pun Pulau Kita Lepas
Menko Polhukam Mahfud MD saat meninjau wilayah Natuna, Kepulauan Riau (Dok. Kemenko Polhukam)

ERA.id - Pemerintah memastikan tak pernah membiarkan penjagaan kedaulatan wilayah Indonesia lengah atas segala bentuk ancaman.

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD selaku Ketua Pengarah Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) beserta Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian selaku Kepala BNPP memastikan kelangsungan penjagaan kedaulatan dari pulau-pulau terluar Indonesia.  

Hal ini disampaikan Menko Polhukam saat meninjau Pulau Sekatung di Wilayah Natuna, Kepulauan Riau menggunakan Kapal KRI Semarang pada Rabu (24/11/2021).

“Ini memang isunya tidak popular dan tidak banyak yang tahu, tapi kita jaga terus setiap hari. Semua upaya kita lakukan untuk menjaga kedaulatan wilayah Indonesia. Tanah dan perairan tidak boleh sejengkalpun hilang dari kekuasaan, kedaulatan hukum, dan teritori kita,” jelas Mahfud dalam keterangan resminya.  

Menurut dia, bangsa Indonesa harus bangga dan harus menjaga kekayaan kita yang memiliki 17.504 pulau, termasuk pulau kecil seperti Pulau Sekatung dan Pulau Laut, sebagai bagian dari pulau-pulau kita yang terluar.

Pulau Sekatung adalah pulau terluar dan paling utara dari wilayah Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau yang terletak di laut Cina Selatan dan berbatasan dengan negara Vietnam.

Sebelumnya, dalam kunjungannya ke Natuna, Mahfud MD memastikan pemerintah akan terus hadir dan menjaga perbatasan wilayah Indonesia.

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD mengatakan pemerintah terus melakukan penguatan dari dalam terkait dengan adanya gangguan di laut Natuna atau laut Cina Selatan.

Seperti diketahui, wilayah Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia di wilayah perairan Natuna diklaim oleh China.

China menyebut wilayah perairan Natuna masuk dalam wilayah historisnya atau yang disebut 'sembilan garis putus-putus' atau Nine Dash Line.

Rekomendasi