ERA.id - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengakui laboratorium pemeriksaan polymerase chain reaction dengan metode S-gene target failure (SGTF) masih sangat terbatas. Tercatat hanya ada sekitar 30 laboratorium SGTF yang tersebar di sejumlah provinsi di Indonesia.
SGTF merupakan metode untuk mendeteksi dini Covid-19 Varian B.1.1.529 atau Omicron, untuk kemudian dikonfirmasi dengan whole genome sequencing (WGS).
"Memang lab yang memiliki kemampuan SGTF ini tidak banyak sampai saat ini. Kurang lebih hanya 30 fasilitas lab yang tersebar di beberapa provinsi yang memiliki fasilitas SGTF ini. Kita sedang dalam proses penambahan," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML) Kemenkes Siti Nadia Tarmizi dalam konferensi pers daring, dikutip Rabu (29/12/2021).
Meski begitu, Nadia menegaskan bahwa pemeriksaan dengan metode SGTF bukan bagian dari diagnostik melainkan untuk kepentingan surveilans. Artinya, untuk penelusuran kontak erat dan mendeteksi klaster yang ada.
Metode SGTF sejauh ini hanya menentukan status kemungkinan atau probable, sehingga harus diteruskan dengan melakukan pemeriksaan WGS untuk memvalidasi apakah seseorang tersebut positif terkena Covid-19 Varian Omicron atau tidak. Dengan status probable Omicron, Kemenkes dapat merekomendasikan segera dilakukan karantina agar lebih mudah dipantau perkembangannya.
"SGTF ini kepentingan surveilans untuk mendeteksi awal dan kemudian kita melakukan upaya-upaya pembatasan dari potensi-potensi klaster yang ada," kata Nadia.
Untuk saat ini, kata Nadia, Kemenkes akan melakukan rekomendasi dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yaitu menambah kapasitas jumlah pemeriksaan WGS menjadi 150-200 sampel per hari yang didapatkan dari Puskesmas maupun rumah sakit.
Terkait dengan terdeteksinya Varian Omicron transmisi lokal di Indonesia, Nadia kembali menegaskan bahwa tidak semua kasus positif Covid-19 khususnya di Jakarta akan diperiksa dengan metode SGPF.
"Tapi kalau fasilitas SGTF itu tersedia, pemeriksaan SGTF dapat dilakukan secara langsung dari spesimen pasien yang positif. Ini lebih memudahkan dan lebih secara dini mendeteksi kasus Omicron dan melakukan isolasi supaya klasternya tidak meluas," kata Nadia.
Untuk diketahui, Kemenkes mencatat terdapat 47 kasus Varian Omicron yang terdeteksi di Indonesia. 46 kasus diantaranya merupakan transmisi impor dari pelaku perjalanan luar negeri dan satu kasus merupakan transmisi lokal.