ERA.id - Momentum perayaan Natal dan tahun baru selama dua tahun terakhir, Indonesia tengah menghadapi pandemi Covid-19. Di tengah kondisi itu, Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate mengajak umat Kristiani seluruh Indonesia, khususnya di lingkungan Kementerian Kominfo tidak menyerah dan tetap kuat menghadapi pandemi.
“Dalam situasi dan kondisi seperti ini kita umat Kristiani, apalagi umat Kristiani di Kementerian Kominfo dituntut untuk tidak boleh menyerah tapi musti dan harus menjadi pribadi yang kuat,” ujarnya dalam Perayaan Natal bersama Kementerian Kominfo RI yang berlangsung secara hibrida, dari Kantor Kementerian Kominfo, Jakarta Pusat, Selasa (11/01/2022).
Menurut Menteri Johnny, meskipun perayaan Natal berlangsung di tengah pandemi Covid-19, dalam dua terakhir Indonesia mengalami berbagai perubahan di segala bidang kehidupan, terlebih di sektor teknologi informasi dan komunikasi.
“Umat manusia di lingkungan global, lingkungan nasional sampai di lingkungan terkecil di keluarga didorong untuk melakukan migrasi besar-besaran dari aktifitas fisik ke aktifitas virtual, dari physical space ke virtual space,” tuturnya.
Menkominfo menjelaskan perayaan Natal dalam situasi pandemi juga menuntun umat Kristiani pada suatu jalan Iman bahwa kebesaran Tuhan senantiasa hadir diantara umat manusia.
“Karena itu, rekan-rekan keluarga besar Kominfo kita patut bersyukur kepada Tuhan bahwa berkat kerja keras Pemerintah bersama keterlibatan berbagai pemangku kepentingan nasional pusat dan daerah, berpartisipasi seluruh komponen masyarakat, keseluruhan pentahelix nasional kita dalam semangat persaudaraan yang kokoh, kita berada dalam keadaan yang jauh lebih baik dibandingkan beberapa waktu yang lalu,” jelasnya.
Mengutip data statistik bulan Juli 2021 lalu, Menteri Johnny menyatakan tingkat penularan Covid-19 di Indonesia lebih dari 56 ribu orang. Menurut perkiraan dan analisis para ahli epidemi dan pandemi, Menkomifo menyebutkan situasi itu memungkinkan penularan bahkan bisa sampai di angka 300 s.d. 400 ribu per hari.
“Dan apabila itu terjadi saat itu maka seluruh sistem kesehatan dan sistem bernegara kita kolaps. Tapi berkat kerja kolaborasi, iman, doa dan keyakinan yang teguh, koordinasi dan kegotongroyongan kita secara nasional di bawah leadership Presiden Bapak Joko Widodo, hari ini kita menjadi salah satu bangsa yang sangat sedikit di dunia yang mampu mengendalikan pandemi Covid-19. Terlepas dari munculnya varian baru Omicron yang juga saat ini menjadi perhatian serius kita,” ujarnya.
Menteri Johnny menegaskan tugas bersama seluruh komponen anak bangsa, terutama umat Kristiani agar bersama-sama mengambil bagian untuk mengatasi masalah kesehatan akibat pandemi Covid-19. Dengan harapan segera masuk ke fase endemi, dan pemulihan ekonomi nasional.
“Kita menjadi bangsa yang cukup cerdas, cukup cepat, adaptif, egaliti-nya tinggi menghadapi pandemi Covid-19. Dengan apa? di tengah tekanan yang luar biasa di dunia ini, Indonesia berhasil mencapai capaian-capaian yang kita tidak perkirakan sebelumnya,” jelasnya.
Menkominfo mengakui, dalam situasi yang begitu berat, akan muncul pesismisme dan kekhawatiran di tengah masyarakat. Namun dalam tataran makro, berbagai capaian nasional, khususnya di sektor perekonomian memberikan catatan yang luar biasa.
“Perekonomian kita terjadi, ekspor, impor, devisa negara, neraca perdagangan, neraca pembayaran bahkan penerimaan fiskal kita jauh lebih baik sebelum pandemi. Kalau kemampuan ini kita pertahankan dan kegotongroyongan kehidupan kebangsaan kita bisa kita pertahankan terus. Atas berkat Tuhan, niscaya bangsa ini akan kembali tegak berdiri dan maju dalam lompatan-lompatan yang luar biasa,” tandasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Menteri Johnny menyampaikan arti penting memancarkan cahaya keteladanan dan menggemakan bahasa penuh kesejukan, damai, keadilan dan cinta kasih.
“Saya hadir disini sudah tiga orang yang ngomong cinta kasih. Pak Pendeta ngomong cinta kasih, Romo ngomong cinta kasih, di teks saya juga ngomong tentang cinta kasih. Itulah pertautan dan pertemuan nilai-nilai Kristianitas,” ujarnya.
Menurut Menkominfo, dalam cinta kasih, bahasa yang menyapa dalam semangat persaudaraan sejati diantara umat manusia, tidak berbicara tentang agama Kristen, agama Katolik, maupun agama dan sekte atau kelompok denominasi.
“Persaudaraan sejati diantara umat manusia seperti yang disampaikan Pak Pendeta, keseluruhan ciptaan yang disebut umat manusia sebagai anak-anak Allah di bumi. Karena itu, momentum Natal selalu disambut dengan penuh iman dan dirayakan dengan penuh rasa syukur atas kehadiran sang juru selamat Imanuel Yesus Kristus di tengah umat manusia. Kelahiran Yesus Kristus adalah wujud keberpihakan dan kebesaran cinta Allah kepada umat manusia, kepada anak-anak Allah dalam ungkapan Immanuel beserta kita,” ungkapnya.