ERA.id - Ingat tidak, kalau kemarin media sosial dikejutkan dengan cerita viral yang dibagikan oleh seorang netizen di Twitter. Dia mengaku gagal lolos calon pegawai negeri sipil (CPNS) akibat payudara yang besar.
Kejadian pahit itu dialami oleh Dwiki Andoyo, salah satu peserta CPNS yang melamar di salah satu kementerian. Namun sayang, dia gagal lolos seleksi CPNS karena postur tubuhnya.
Menanggapi hal tersebut, anggota Komisi II DPR fraksi PKS Mardani Ali Sera turut memberikan pendapat. Menurutnya, kasus yang dialami Dwiki perlu dilakukan investigasi menyeluruh.
"Info dari medsos menarik tapi prinsip 5W dan 1H perlu dijalankan. Jika sudah jelas baru perlu investigasi lanjutan," kata Mardani dihubungi wartawan.
Mardani kemudian perbendapat bahwa setiap warga negara Indonesia memiliki hak yang sama tanpa dibeda-bedakan. Hak ini pun termasuk tidak membedakan warga negara dari bentuk fisiknya saja.
Namun kasus yang menimpa Dwiki ini justru sebaliknya. Mardani pun meminta Badan Kepegawaian Negara (BKN) dan juga instansi terkait untuk buka suara.
"BKN mesti bersuara, juga pihak kemeterian atau lembaga bersangkutan," ujarnya.
Sebelumnya seorang pria bernama Dwiki Andoyo (@dwikiand) viral di Twitter usai membagikan pengalaman pribadinya. Dwiki mengaku gagal seleksi CPNS di sebuah lembaga kementerian
"Diawal tahun ini diberikan pelajaran berharga dari salah satu seleksi pegawai negeri di suatu kementerian. Ternyata dalam menjalankan tugasnya sebagai pegawai negeri diperlukan postur yang sempurna dikarenakan mungkin dapat mempengaruhi performa kita dalam pekerjaan di kantor," cuitnya.
Padahal menurut Dwiki, ia merupakan salah satu calon pegawai yang mendapatkan skor tertinggi dan dinyatakan lulus pada tes tertulis. Namun sayangnya saat tes kesehatan umum dan jiwa, dia dinyatakan gagal dan tidak lolos ke tahap berikutnya.
Dari tangkapan layar yang dibagikan oleh Dwiki, terlihat alasan dari kegagalan Dwiki lantaran dirinya memiliki payudara yang besar serta memiliki bentuk kaki X 10 cm.
"Hasil pemeriksaan kesehatan sebagai berikut, pembesaran payudara laki-laki, kaki bentuk X 10 cm," bunyi sanggahan pihak terkait.
Atas kejadian dan pengalaman itu, Dwiki disoroti publik dan direspons banyak pengguna media sosial. Namun sayangnya, Dwiki enggan melaporkan atau menyalahkan satu pihak atas apa yang menimpanya.
Dia menegaskan hanya ingin berbagi tentang kejadian yang menimpanya tanpa berniat untuk menjatuhkan pihak manapun.
"Saya tidak ada itikad utk membuat dugaan terjadinya permainan org dlm. Intinya saya hanya ingin curhat mengenai kejadian yg saya alami. Semoga tujuan agar kedepannya persyaratan awal bisa diperjelas dan tdk terulang kejadian yang saya alami," tutupnya.
Jawaban BKN
Kadung disoroti Mardani dan banyak publik, Badan Kepegawaian Negara (BKN) pun angkat bicara.
Menurut Kabiro Hukum, Humas, dan Kerja Sama BKN, Satya Pratama, ada instansi memberi syarat ketat untuk fisik, seperti Kemenkumham, Kementerian Pertahanan (Kemhan), dan Badan Keamanan Laut (Bakamla).
"Mereka mensyaratkan kebugaran jasmani, termasuk postur tubuh. Hal ini dikarenakan nantinya instansi-instansi ini akan melaksanakan pelatihan dasar yang membutuhkan kebugaran jasmani," ujar Satya dikutip dari Sindonews.
Kemhan sendiri ada pelatihan dasar dan program bela negara, di Kemenkumham yang akan menjadi Petugas Pemasyarakatan, bakal menjalani pelatihan kesamaptaan.
Terakhir, di Bakamla ada pelatihan dasar militer yang digelar bekerja sama dengan TNI AL. "Kemungkinan lain saat tes kesehatan, tim kesehatan dari instansi yang dilamar menemukan kondisi tertentu yang membuat si pelamar masuk kategori tak masuk syarat," ucapnya.