BKKBN Ajak Masyarakat Rencanakan Kehamilan untuk Cegah Stunting

| 14 Feb 2022 15:47
BKKBN Ajak Masyarakat Rencanakan Kehamilan untuk Cegah Stunting
Kepala BKKBN Hasto Wardoyo (Antara)

ERA.id - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN), Dr. (HC) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG. (K) berpesan kepada setiap keluarga agar mempersiapkan kehamilan dengan matang guna mencegah potensi terjadinya stunting.

dr. Hasto mengatakan, keluarga bisa memanfaatkan program Keluarga Berencana (KB) untuk memberikan jarak kelahiran antara anak, sekaligus memberikan waktu kepada orang tua untuk mempersiapkan kebutuhan saat kehamilan hingga kelahiran, misalnya kebutuhan gizi untuk calon anak.

"Oleh karena itu, pasangan usia subur diharapkan mendapatkan informasi dan sosialisasi yang cukup akan manfaat dan pentingnya penggunaan KB," ujar dr. Hasto pada Senin (14/2/2022).

Penggunaan alat kontrasepsi ini dinilai mampu menekan angka kehamilan tidak diinginkan (KTD), angka Kematian Ibu (AKI) dan juga angka kematian bayi (AKB).

Perencanaan keluarga melalui penggunaan kontrasepsi moderen juga sangat penting dalam mencegah stunting bagi penerus bangsa.

Dalam lima tahun terakhir, proporsi perempuan menikah yang tidak berpartisipasi dalam program Keluarga Berencana (KB) hampir selalu meningkat. Berdasarkan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2020, angka perempuan menikah yang tidak berpartisipasi dalam program Keluarga Berencana meningkat menjadi 31,2 persen atau sejumlah 15,37 juta perempuan.

Hal ini juga dipengaruhi oleh munculnya pandemi COVID-19 yang telah menyebabkan menurunnya kapasitas layanan kesehatan reproduksi di berbagai fasilitas kesehatan sehingga membatasi akses masyarakat terhadap alat kontrasepsi selama pandemi.

Hal tersebut tentunya memunculkan fenomena Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD). Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mencatat, penurunan penggunaan alat kontrasepsi di kalangan masyarakat telah berdampak pada terjadinya 500.000 angka kehamilan tidak diinginkan (KTD) pada 2021.

Tingginya angka KTD dapat mengakibatkan berbagai risiko pada perempuan hamil yang meliputi depresi, gangguan kecemasan, tingkat stes, stunting pada bayi, dan bahkan berkontribusi pada angka kematian Ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKI).

Ketua Umum Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Dr. Emi Nurjasmi, M.Kes mengatakan pandemi telah berpengaruh signifikan pada menurunnya penggunaan alat kontrasepsi di masyarakat, hal ini dapat dilihat dengan meningkatnya angka kehamilan dan kelahiran.

Selain itu, hal ini juga memunculkan tantangan baru bagi para bidan di seluruh Indonesia dalam hal menyediakan informasi dan penyuluhan yang mumpuni tentang pentingnya keluarga berencana bagi para pasangan usia subur.

"Oleh karena itu, kami dengan para pemangku kepentingan lainnya akan terus mendorong penerapan program Keluarga Berencana. Dalam hal ini, kondom dapat menjadi opsi alat kontrasepsi yang dapat digunakan oleh pasangan usia subur," kata Emi.

Rekomendasi