ERA.id - Partai Golkar tetap mendorong Ketua Umumnya Airlangga Hartarto maju sebagai calon presiden (capres) 2024.
Hal ini berbeda dengan pandangan partai berlambang pohon beringin itu yang mendukung penundaan Pemilu 2024.
"Pak Airlangga sudah ditetapkan oleh Musyawarah Nasional Partai Golkar tahun 2019 bahwa Pemilu adalah tahun 2024 dan karena itu pencapresan presiden pun tentu 2024," kata Ketua DPP Partai Golkar Ace Hasan Syadzily di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (2/3/2022).
Ace menegaskan, kader-kader Partai Golkar tetap konsisten untuk memenangkan Airlangga dan partainya pada Pemilu 2024, sesuai jadwal yang sudah disepakati oleh penyelenggara Pemilu, pemerintah dan DPR RI. Adapun berdasarkan kesepakatan Pemilu 2024 digelar pada 14 Februari 2024.
Lagipula, kata Ace, semua persiapan untuk memenangkan partai dan Airlannga memang disiapkan untuk Pemilu 2024.
"Persiapannya memang untuk tahun 2024," kata Ace.
"Karena itu kita tetap konsisten dengan kerja-kerja politik untuk memenangkan Pak Airlangga sebagai capres di tahun 2024, menenangkan Partai Golkar di tahun 2024 sebagaimana yang telah disepakati antara pemerintah dan DPR," imbuhnya.
Lebih lanjut, Ace mengaku sudah banyak upaya dari Partai Golkar untuk mendongkrak elektabilitas dan popularitas Airlangga demi Pilpres 2024. Diantaranya yaitu memasang billboard hingga sosialisasi kepada masyarakat.
Terkait dengan elektabilitas Airlangga yang masih rendah, Ace optimis dengan berbagai upaya yang dilakukan pihaknya mampu meningkatkan elektabilitas Airlangga saat Pilpres 2024 mendatang.
"Kita tetap terus mendorong agar Pak Airlangga elektabilitasnya semakin tinggi popularitasnya, sehingga mudah-mudahan nanti kita optimis akan memangkan Pilpres 2024 dan Partai Golkar menjadi pemenang Pemilu," katanya.
Sebelumnya, DPP Partai Golkar memberi sinyal dukungan untuk menunda Pemilu 2024. Partai berlambang pohon beringin itu mengaku tengah mengjaji serius terkait wacana perpanjangan masa jabatan presiden.
Alasan pemulihan ekonomi juga dipakai Partai Golkar untuk menyuarakan penundaan Pemilu 2024.
"Kalau semua berhenti karena Pemilu, kan bahaya. Ekonomi akan lumpuh. Makanya wacana perpanjangan masa jabatan itu realistis dan rasional," kata Wakil Ketua Umum Partai Golkar Melchias Marcus Mekeng kepada wartawan, Jumat (25/2).
Sementara Direktur Eksekutif Para Syndicate, Ari Nucahyo menilai wacana penudanaan Pemilu 2024 ini hanya bentuk kekhawatiran sejumlah petinggi partai politin tak berhasil lolos di Pilpres maupun Pileg 2024 mendatang.
Dia mengungkapkan, elektabilitas maupun popularitas Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar dan Ketua Umum Partai Airlangga Hartarto masih rendah, demikian pula dengan posisi PAN
Lantaran elektabilitas dan popularitas yang masih rendah itu lah ketiga ketua umum partai politik itu kemudian memilih untuk melemparkan wacana Pemilu 2024 ditunda. Hal ini tidak lain untuk mengulur waktu sambil masing-masing pihak menaikan elektabilitasnya.
"Bahwa ada kekhawatiran, ketakutan soal elektabilitas di Pilpres dan juga di Pileg. Daripada meneruskan Pemilu, lebih baik kita buying time dulu 1-2 tahun untuk menaikan popularitas dan elektabilitas," kata Ari.