ERA.id - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melakukan investigasi pasca tiga pasien anak di Jakarta meninggal dunia diduga akibat hepatitis akut misterius. Penyakit tersebut baru-baru ini telah ditetapkan sebagai kejadian luar biasa (KLB) oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO).
Juru bicara Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengatakan, dari hasil perkembangan investigasi tersebut, pihaknya tidak menemukan adanya penularan penyakit pada keluarga pasien.
"Dari satu investigasi, saat ini tidak ada penularan ke keluarga lain," kata Nadia saat dihubungi, Rabu (4/5/2022).
Selain itu, Nadia menambahkan bahwa hingga saat ini belum ada tambahan kasus penyakit hepatitis akut misterius yang ditemukan di Indonesia.
"Belum ada sampai saat ini tambahan kasus," kata Nadia.
Sebelumnya, Kementerian Kesehatan melaporkan tiga pasien anak yang dirawat di RSUPN Dr. Ciptomangunkusumo Jakarta meninggal dunia diduga akibat hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya. Ketiga pasien ini merupakan rujukan dari rumah sakit yang berada di Jakarta Timur dan Jakarta Barat.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan penyakit hepatitis akut misterius sebagai kejadian luar biasa (KLB) pada 15 April 2022, belum diketahui penyebab pasti munculnya penyakit tersebut.
Sejak resmi ditetapkan sebagai KLB oleh WHO, jumlah kasus hepatitis akut misterius dilaporkan terus bertambah. Tercatat, sudah ada 170 kasus yang dilaporkan oleh lebih dari 12 negara.
WHO, pertama kali menerima laporan pada 5 April 2022 dari Inggris Raya. Dalam laporan perdana itu disebutkan ada 10 kasus hepatitis akut misterius yang menyerang anak-anak usia 11 bulan-5 tahun pada periode Januari hingga Maret 2022 di Skotlandia Tengah.
Jumlah laporan itu kemudian terus bertambah. Per 21 April 2022, tercatat ada 169 kasus yang dilaporkan di 12 negara yaitu Inggris 114 kasus, Spanyol 13 kasus, Amerika Serikat 9 kasus, Denmark 6 kasus, Irlandia, 5 kasus, Belanda 4 kasus, Italia 4 kasus, Norwegia 2 kasus, Perancis 2 kasus, Romania 1 kasus dan Belgia 1 kasus.
Menurut laporan WHO, rentang usia pasien yang diidentifikasi sejauh ini antara bayi berusia satu bulan hingga remaja berusia 16 tahun. Sebagian besar pasien anak mengalami masalah gastrointestinal terlebih dahulu, diikuti penyakit kuning.