ERA.id - Wakil Ketua Majelis Kehormatan Partai Gerindra (MKP) Wihadi Wiyanto membeberkan alasan pemecatan salah satu kader senior partainya, yaitu M Taufik. Salah satunya terkait manuver Taufik yang dinilai tak lagi loyal terhadap partai berlambang kepala garuda.
Wihadi mengatakan, sebelum MKP memutuskan memecat Taufik, pihaknya pernah memanggil dan melakukan pembinaan kepada Taufik pada 21 Februari 2022. Ketika itu, Taufik pernah berjanji untuk tetap loyal kepada Gerindra.
"Kita pernah memanggil saudara Taufik tanggal 21 Februari 2022. Di situ saudara Taufik sudah memberikan surat pernyataan bahwa dia tidak akan mengulangi lagi perbuatannya dan mengakui kesalahannya," kata Wihadi dalam konferensi pers di Kantor DPP Partai Gerindra, Jakarta Selatan, Selasa (7/6/2022).
Namun, setelah ada pergantian Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, di mana Taufik menempati jabatan tersebut, dia melakukan sejumlah manuver. Salah satunya menyebut akan mengundurkan diri dari Partai Gerindra.
Selain itu, pernyataan Taufik yang menyebut ingin mendukung Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai calon presiden (capres) 2024, juga menjadi salah satu alasan pemecatan. Diketahui, Gerindra telah solid mendukung Ketua Umumnya Prabowo Subianto sebagai capres 2024.
"Dia mengatakan bahwa tetap loyal kepada Gerindra. Namun pada kenyatannya, dia sudah kita tanyakan berkali-kali saat sidang di bawah sumpah, apakah akan keluar dari partai Gerindra tapi tetap dengan partai Gerindra," kata Wihadi.
Dari situ, MKP kemudian meninjau kembali kinerja Taufik selama menjadi kader Gerindra yang ternyata tidak cukup memuaskan.
Contohnya tidak memenangkan pasangan Prabowo-Sandi pada Pilpres 2019 lalu. Padahal ketika itu Taufik merupakan Ketua DPD Gerindra DKI Jakarta dan ibukota merupakan basis utama Gerindra.
"Pada saat Pilpres (2019), DKI Jakarta itu kalah, itu menjadi catatan juga," kata Wihadi.
Di samping itu, Wihadi juga mempersoalkan tidak adanya kantor DPD Gerindra DKI Jakarta selama masa kepemimpinan Taufik sebagai ketua DPD DKI Jakarta.
Menurut Wihadi, kantor DPD Gerindra DKI Jakarta saat itu kerap berpindah-pindah. Sementara DPD Gerindra di daerah lain sudah memiliki kantor.
"Pada saat itu menjabat sebagai ketua DPD tidak mempunyai kantor DPD, jadi kantornya pindah-pindah. Kita partai besar masa kantornya pindah-pindah? Sedangkan DPD-DPD yang lain sudah mempunyai kantor," kata Wihadi.
Wihadi kemudian menyinggung sejumlah kasus korupsi di lingkungan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI. Tapi tak dijelaskan lebih rinci apa saja kasus korupsi yang dimaksud.
"Nah kemudian juga ada beberapa kasus korupsi yang masih berjalan prosesnya dan diperiksa oleh KPK," katanya.
Atas sederet kesalahan itulah, maka MKP Gerindra kembali menggelar rapat pada hari ini dan memutuskan memecat Taufik sebagai kader Gerindra.
Adapun surat pemecatan Taufik sebagai kader Gerindra saat ini masih diproses dan akan segera dikirimkan kepada yang bersangkutan.
"Kita akan proses keputusan hari ini secara administrasi dan kita akan memberikan kepada saudara Taufik bahwa dia sudah dipecat sebagai kader Gerindra," pungkasnya.