Bahlil Klaim Negara Tetangga Tak Ikhlas Jika Indonesia Jadi Produsen Baterai Kendaraan Listrik Global: Godaannya Banyak

| 08 Jun 2022 14:43
Bahlil Klaim Negara Tetangga Tak Ikhlas Jika Indonesia Jadi Produsen Baterai Kendaraan Listrik Global: Godaannya Banyak
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia (Antara)

ERA.id - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengakui banyak adu "pencak silat" di tengah upaya keras Indonesia untuk menjadi produsen baterai kendaraan listrik global.

"Baterai ini, godaannya banyak. Kelihatannya negara-negara tetangga kita sebagian belum ikhlas kalau Indonesia jadi negara industrialis baterai mobil karena banyak sekali 'pencak silat'-nya," katanya dalam Seremoni Implementasi Rencana Tahap Kedua Industri Baterai Listrik Terintegrasi di KIT Batang, yang dipantau secara daring di Jakarta, Rabu (8/6/2022) dikutip dari Antara.

Namun, menurut Bahlil, pemerintah telah dan terus melakukan upaya komprehensif untuk bisa menggaet industri baterai kendaraan listrik masuk ke dalam negeri.

Upaya tersebut dimulai sejak 2019 di mana kala itu pemerintah Indonesia berhasil membuat Hyundai, perusahaan otomotif asal Korea Selatan, untuk membangun pabrik mobil listrik di tanah air.

"Sejak perintah Bapak Presiden kepada kami di akhir 2019, untuk bagaimana membangun ekosistem EV battery, maka langkah komprehensif dan terukur telah kita lakukan," katanya.

Setelah Hyundai berhasil membangun dan memproduksi mobil listrik, Konsorsium LG yang bekerja sama dengan sejumlah BUMN juga tengah membangun ekosistem baterai listrik di Indonesia dengan rencana investasi mencapai total 9,8 miliar dolar AS (setara Rp142 triliun).

Hingga pada Rabu (8/6), Konsorsium LG resmi mengimplementasikan rencana tahap kedua pengembangan industri baterai listrik terintegrasi di KIT Batang, Jawa Tengah.

"Pemerintah Korea di bawah Kementerian Perdagangan, Industri dan Energi (MOTIE) dan LG telah sepakat sejak 2020 untuk membangun ekosistem baterai listrik di Indonesia. Dan hari ini, sudah kita lakukan tahap kedua, di mana (total) investasi tadi disampaikan 9,8 miliar dolar AS," katanya.

Bahlil juga menekankan kesepakatan bisnis yang dilakukan dengan pihak Korea Selatan sangatlah transparan.

Ia juga menyebut dari total rencana investasi sebesar 9,8 miliar dolar AS, akan tercipta dampak ekonomi hingga mencapai 5,6 miliar dolar AS per tahun dengan total penyerapan tenaga kerja hingga 20 ribu orang.

"Dampak ekonominya setiap tahun sebesar 5,6 miliar dolar AS dari total investasi 9,8 miliar dolar AS dengan total lapangan pekerjaan kurang lebih 20 ribu lapangan kerja khusus untuk pabrik baterai mobil, bukan untuk kawasan ini," katanya.

Di sisi lain, kolaborasi Konsorsium LG dengan UMKM dan pengusaha daerah juga terjalin dengan baik.

"Jadi recycle-nya, tidak dengan BUMN. Kalau BUMN semua, nanti (namanya) kerja sama LG sama BUMN. Bukan dengan pengusaha dalam negeri. Pak Arsjad (Ketua Umum Kadin) sudah senyum-senyum, bisa Kadin ambil bagian. Yang penting, profesional, jangan pengusaha proposal," kata Bahlil.

Rekomendasi