Pengamanan para Pemimpin Dunia saat KTT G20, Mulai dari Pasukan Khusus hingga Siber

| 11 Nov 2022 23:11
Pengamanan para Pemimpin Dunia saat KTT G20, Mulai dari Pasukan Khusus hingga Siber
KTT G20 di Indonesia (Twitter)

ERA.id - Event Presidensi G20 di Indonesia dihadiri oleh 20 pemimpin negara terbesar di dunia. Untuk itu pengamanan para pemimpin dunia saat KTT G20 tidaklah main-main.

20 pemimpin yang hadir terdiri dari 19 negara dan Uni Eropa, serta perwakilan dari International Monetary Fund (IMF) dan World Bank (WB), sehingga merupakan ajang besar yang membutuhkan penanganan yang serius. Berikut ini beberapa elemen pengamanan yang akan dilakukan dalam perhelatan akbar tersebut.

Pengamanan para Pemimpin Dunia saat KTT G20

  1. TNI Kerahkan Pasukan Khusus

Dilansir dari Antara, Pasukan khusus Tentara Nasional Indonesia yakni Komando Operasi Khusus (Koopssus) akan terjun langsung pada 15-16 November 2022. Komandan Komando Operasi Khusus Mayjen TNI Joko Purwo Putranto memastikan keamanan bagi para delegasi yang masuk dalam Very Very Important Person (VVIP) terhadap potensi serangan teror.

TNI lakukan pengamanan KTT G20 (Antaranews)

Joko Purwo menyatakan jumlah pasukan khusus yang terlibat dalam operasi tersebut adalah 408 personel yang terdiri atas pasukan elite dari tiga matra, yakni Kopassus TNI-Sat 81 Kopassus, Denjaka TNI AL dan Sat Bravo 90 Kopasgat.

Menariknya pasukan khusus tersebut sudah terintegrasi dengan kendaraan taktis yang jumlahnya mencapai 104 buah yang didatangkan dari Jakarta.

Selain itu, TNI melalui Joko menyatakan jika pasukan sudah matang dan siap lantaran sudah melakukan latihan parsial siang serta malam untuk mengantisipasi adanya serangan teror.

  1. Polisi Gunakan Teknologi Face Recognition

Selain TNI, Kepolisian Negara Republik Indonesia juga siap dalam melakukan pengamanan KTT G20 salah satunya dengan menggunakan teknologi pengenalan wajah atau face recognation.

TNI lakukan pengamanan KTT G20 (Antaranews)

Hal tersebut diungkapkan Wakil Kepala Polri Komisaris Jenderal Polisi Gatot Eddy Pramono kepada awak media, Jumat, 11 November di Denpasar, Bali. Gatot menjelaskan penggunaan teknologi pengenalan wajah ditujukan untuk memantau pergerakan orang yang dicurigai atau orang yang masuk daftar pencarian orang (DPO).

Face recognition adalah teknologi yang bekerja secara bertahap mengidentifikasi seseorang dengan analisis akurat dan detail menggunakan teknologi pencitraan 2D atau 3D.

Cara kerja face recognition melalui kamera dengan mengambil beberapa data berupa bentuk wajah, mata, hidung, dan lain sebagainya untuk dikonversikan ke dalam data atau informasi digital dan nantinya bakal disesuaikan dengan data wajah lainnya yang ada dalam database.

"Command Center ini juga menggunakan face recognition sehingga jika ada satu DPO yang kita curigai di titik-titik yang sudah kita antisipasi, kita bisa mengambil langkah-langkah apa yang kita lakukan sesuai cara bertindak yang disiapkan," jelas Gatot.

  1. Food Security bagi Para Delegasi

BPOM juga telah bersiap mengawal keamanan pangan di semua venue penyelenggaraan KTT G20. Dilansir dari laman resmi BPOM, Kepala BPOM RI, Penny K. Lukito menyampaikan saat ini tahapan persiapan pengawalan keamanan pangan telah dilakukan.

Kepala BPOM menyebut pihaknya akan melakukan pengawalan khusus pada kegiatan level kepala negara dan menteri berupa pengawalan keamanan pangan (food security). Pengawalan didahului dengan pemeriksaan CPPOB di sarana pengolahan pangan dan sampling pengujian bahan baku maupun produk jadi pangan.

Perlu diketahuim Standar Kepala Negara, yaitu zero tolerance atau tidak ada temuan positif pada seluruh parameter uji. Kemudian seluruh pangan olahan meliputi pangan kemasan dan pangan siap saji, termasuk bahan baku pangan harus memenuhi ketentuan.

Selain itu, BPOM juga akan mengawasi peredaran pangan secara umum di sekitar lokasi dan tempat wisata, termasuk keamanan dan mutu pangan unggulan yang dipromosikan di rangkaian acara G20.

  1. Antisipasi Serangan Malware

Pemerintah juga menugaskan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) untuk menjaga keamanan siber selama penyelenggaraan KTT G20 yang berlangsung. Diketahui, BSSN mengerahkan para ahli serta peralatan berteknologi tinggi.

Bakhan BSSN sudah melakukan pengamanan siber sejak Juli 2022 lalu. Adapun tugas BSSN adalah mengidentifikasi berbagai potensi ancaman siber yang terjadi di Indonesia dan KTT G20.

Ancaman keamanan siber ketika KTT G20 di antaranya spear phishing (peretasan spesifik), malicious document atau virus yang ditempelkan pada dokumen, hijacking, fake wifi, hingga operasi malware.

BSSN bahkan akan memantau potensi ancaman pencurian data dari sebelum gelaran KTT, hingga berakhirnya Presidensi G20 Indonesia 2022.

Selain pengamanan para pemimpin dunia saat KTT G20, ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Kalo kamu ingin tahu informasi menarik lainnya, jangan ketinggalan pantau terus kabar terupdate dari ERA dan follow semua akun sosial medianya! Bikin Paham, Bikin Nyaman

Tags : G20 bali KTT
Rekomendasi