ERA.id - Pada Minggu, 20 November 2022, Muktamar ke-48 Muhammadiyah digelar. Hasilnya, Haedar Nashir terpilih sebagai Ketua Umum (Ketum) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah. Latar belakang sosok Haedar Nashir mengundang rasa penasaran sebab ini merupakan kali kedua dia memimpin Muhammadiyah.
Haedar ditetapkan sebagai Ketum PP Muhammadiyah 2022—2027 usai mendapatkan 2.203 suara. Sebelumnya, dia terpilih menjadi Ketum PP Muhammadiyah periode 2015—2020 setelah memenangkan suara pada muktamar yang dilaksanakan di Makassar pada 7 Agustus 2015.
Pada tahun tersebut, dia terpilih sebagai Ketum setelah mendapatkan 1.987 suara. Di belakangnya, berturut-turut adalah Yunahar Ilyas dengan 1.928 suara, Abdul Mu'ti dengan 1.802 suara, Dahlan Rais dengan 1.827 suara, dan Busyro Muqoddas dengan 1.881 suara.
Mengenal Sosok Haedar Nashir
Haedar Nashir merupakan nama yang sudah sangat dikenal di internal Muhammadiyah, khususnya di kalangan aktivis Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM). Ia pernah menjadi sekretaris IMM saat dipimpin oleh Ahmad Syafii Maarif.
Haedar lahir di Bandung, 28 Februari 1958. Dia adalah orang lama di tubuh Muhammadiyah. Haedar bergabung dengan Muhammadiyah pada tahun 1983. Ketika itu, dia mendapat kepercayaan untuk menjadi ketua I Pengurus Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM).
Selang dua tahun, Haedar kembali mendapatkan kepercayaan dari masyarakat Muhammadiyah. Pada 1985-1990, dia menjadi deputi kader PP Pemuda Muhammadiyah kemudian menjadi ketua Badan Pendidikan Kader (BPK) dan Pembinaan Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM).
Haedar Nashir dalam Bidang Pendidikan
Prof. Dr. Haedar Nashir, M.Si merupakan guru besar Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). Di kampus tersebut, dia mengampu Program Studi Ilmu Pemerintahan Universitas Yogyakarta.
Selain itu, dia pernah tergabung dalam sejumlah organisasi profesional. Dikutip Era dari Kompas TV, sejak 2011 hingga saat ini, dia merupakan anggota Asosiasi Dosen Ilmu Pemerintahan Seluruh Indonesia (ADIPSI). Dia juga merupakan anggota dari ASPA sejak 2013 hingga saat ini. Selain itu, Haedar pernah tergabung dalam Asosiasi Ilmu Pemerintahan Perguruan Tinggi Muhammadiyah (AIPPTM) tahun 2016—2021.
Pendidikan masa kecil Haedar ditempuh di Jawa Barat. Namun, ketika menginjak masa perkuliahan, dia menimba ilmu di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Berikut adalah rinciannya.
· Pondok Pesantren Cintawana, Tasikmalaya, Jawa Barat
· Madrasah Ibtidaiyah Ciparay, Bandung
· SMP Muhammadiyah III, Bandung
· SMA Negeri 10 Bandung, Bandung
· (S-1) STPMD APMD Yogyakarta, Yogyakarta
· Pascasarjana S-2 Sosiologi UGM, Sleman
· Pascasarjana S-3 Sosiologi UGM, Sleman
· Gelar profesor, Bidang Ilmu Sosiologi, Unit Kerja UMY, Bantul
Karier Haedar Nashir
Pengalaman keorganisasian Haeda Nashir tak bisa diremehkan. Sebelum menjadi ketum PP Muhammadiyah, berbagai organisasi pernah dia ikuti. Selain itu, dia juga menjadi dosen di sejumlah kampus di DIY. Berikut adalah rinciannya.
· Pimpinan redaksi (pimred) majalah Suara Muhammadiyah
· Ketua I Pengurus Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah (1983—1986)
· Ketua Departemen Kader PP Pemuda Muhammadiyah (1985—1990)
· Dosen luar biasa Fakultas Dakwah IAIN Suka Yogyakarta (1993—1998)
· Ketua Badan Pendidikan Kader (BPK) dan Pembinaan Angkatan Muda Muhammadiyah PP (1985—1990)
· Sekretaris PP Muhammadiyah (2000—2005)
· Dosen Program Doktor Politik Islam pada Pascasarjana UMY (2009—sekarang)
· Ketum PP Muhammadiyah (2015—2020)
· Menjadi pengajar Pemikiran Islam Kontemporer di Program Doktor Pascasarjana UIN-Suka Yogyakarta (2012)
· Penulis tetap “Refleksi” di Harian Umum Republika
· Ketum PP Muhammadiyah (2022—2027)
Itulah profil sosok Haedar Nashir yang beberapa waktu lalu kembali mendapatkan kepercayaan untuk memimpin PP Muhammadiyah.