ERA.id - Baru-baru ini Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMG) menyatakan status Gunung Semeru di Jawa Timur dari Level 3 Siaga menjadi Level 4 Awas. Lantas sebenarnya bagaimana status gunung berapi? Mari cari tahu dalam artikel ini.
Di Indonesia sendiri peringatan gunung berapi disepakati dengan status normal, aktif normal hingga level awas. Perlu diketahui status Awas adalah yang paling berbahaya dalam sistem peringatan aktivitas vulkanik.
4 Status Gunung Berapi
Namun ternyata terdapat empat level tingkatan status gunung api yang menandakan kondisi dan aktivitas vulkanik. Berikut beberapa di antaranya:
-
Aktif Normal
Tingkatan pertama adalah aktif normal yang dapat diamati dengan tidak ada perubahan aktivitas vulkanis baik secara visual, seismik, hingga kejadian vulkanik.
Status aktif normal ditandai dengan tidak adanya letusan hingga kurun waktu tertentu. Pada level ini pemantauan gunung api didasari dengan pengamatan hasil visual, kegempaan, dan gejala vulkanik lainnya.
-
Level Waspada
Level Waspada menunjukkan mulai meningkatnya aktivitas seismik dan mulai muncul kejadian vulkanik. Selain itu, juga mulai terlihat perubahan visual di sekitar kawah yang ditandai dengan gangguan magmatik, tektonik, atau hidrotermal namun diperkirakan tak terjadi erupsi dalam jangka waktu tertentu.
-
Siaga
Kemudian pada status Siaga terdapat peningkatan seismik yang didukung dengan pemantauan vulkanik lainnya, serta terlihat jelas perubahan baik secara visual maupun perubahan aktivitas kawah.
Berdasarkan analisis data observasi, kondisi itu akan diikuti dengan letusan utama. Artinya, jika peningkatan kegiatan gunung api terus berlanjut, kemungkinan erupsi besar mungkin terjadi dalam kurun dua pekan.
-
Awas
Level status awas merupakan kondisi paling memungkinkan terjadinya erupsi. Status Awas merujuk letusan utama yang dilanjutkan dengan letusan awal, diikuti semburan abu dan uap. Setelah itu akan diikuti dengan erupsi besar. Dalam kondisi ini, kemungkinan erupsi besar akan berlangsung dalam kurun 24 jam.
Bagaimana Gunung Berapi Terbentuk?
National Geographic Society mencatat jika gunung berapi berasal dari bukaan di planet atau kerak bulan tempat batuan cair, gas panas, dan bahan lainnya yang meletus. Gunung berapi sering membentuk bukit atau gunung karena lapisan batu dan abu terbentuk dari letusan berulang.
Gunung berapi diklasifikasikan sebagai aktif, tidak aktif, atau punah. Gunung berapi aktif memiliki riwayat letusan baru-baru ini dan mereka cenderung meletus lagi. Akan tetapi gunung berapi yang tidak aktif tidak meletus untuk waktu yang lama tetapi dapat meletus di masa mendatang.
Selain itu, gunung berapi yang sudah punah diperkirakan tidak akan meletus di masa depan.
Kemudian di dalam gunung berapi aktif terdapat ruang tempat batuan cair, yang disebut magma yang terkumpul. Tekanan menumpuk di dalam ruang magma, menyebabkan magma bergerak melalui saluran di bebatuan dan keluar ke permukaan planet. Kemudian setelah mengalir ke permukaan magma dikenal sebagai lava.
Perlu diketahui beberapa letusan gunung berapi bersifat eksplosif, sementara yang lain terjadi sebagai aliran lahar yang lambat. Letusan dapat terjadi melalui bukaan utama di bagian atas gunung berapi atau melalui ventilasi yang terbentuk di sisi-sisinya. Laju dan intensitas letusan, serta komposisi magma, menentukan bentuk gunung berapi.
Gunung berapi dapat ditemukan di tanah dan dasar laut. Ketika gunung berapi meletus di dasar lautan, mereka sering menciptakan pegunungan bawah laut dan barisan pegunungan saat lava yang dilepaskan mendingin dan mengeras. Gunung berapi di dasar samudra menjadi pulau ketika pegunungan menjadi begitu besar hingga menjulang di atas permukaan samudra.
Selain status gunung berapi, ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Kalo kamu ingin tahu informasi menarik lainnya, jangan ketinggalan pantau terus kabar terupdate dari ERA dan follow semua akun sosial medianya! Bikin Paham, Bikin Nyaman…