ERA.id - Hujan abu merupakan jatuhan piroklastik yang berisi material vulkanik yang disemburkan ke udara saat terjadi letusan gunung. Hujan abu bisa terdiri dari batuan berukuran besar sampai berukuran halus.
Batuan yang berukuran besar (bongkah - kerikil) biasanya jatuh disekitar kawah sampai radius 5-7 km dari kawah, dan yang berukuran halus dapat jatuh pada jarak mencapai ratusan km bahkan ribuan km dari kawah karena dapat terpengaruh oleh adanya hembusan angin.
Hujan Abu vulkanik mengandung banyak unsur logam, seperti Timbal (Pb), Tembaga (Cu), Krom (Cr), Kadmium ( Cd), Seng (Zn), Boron (B), Barium (Ba), Selenium (Se), Perak (Ag), Besi (Fe), pH H2O, SiO2 dan Silika (Si). Hujan Abu vulkanik memiliki kandungan lapisan asam yang berbahaya bagi kesehatan.
Apa saja bahaya hujan abu untuk kesehatan?
1. Gangguan Pernapasan
Partikel abu sangat halus sehingga dapat masuk ke paru-paru ketika kita bernapas. Apabila paparan terhadap abu cukup tinggi, maka orang yang sehatpun akan mengalami kesulitan bernapas disertai batuk dan iritasi.
2. Penyakit mata
Iritasi mata merupakan dampak kesehatan umum yang sering dijumpai karena hujan abu vulkanik. Hal ini terjadi karena butiran-butiran abu yang tajam dapat merusak kornea mata dan membuat mata menjadi merah. Pengguna lensa kontak diharapkan menyadari hal ini dan melepas lensa kontak mereka untuk mencegah terjadinya abrasi kornea.
3. Iritasi kulit
Hujan Abu vulkanik juga dapat menyebabkan iritasi kulit untuk sebagian orang, terutama ketika abu vulkanik tersebut bersifat asam.
Tanda-tandanya antara lain:
a. Iritasi dan memerahnya kulit
b. Infeksi sekunder akibat garukan
4. Dampak tidak langsung akibat abu vulkanik
1. Dampak terhadap ketersediaan air bersih
Hujan abu dapat mengakibatkan terkontaminasinya air bersih, penyumbatan saluran air, serta kerusakan peralatan penyedia air bersih. Pasokan air terbuka seperti tangki air di rumah-rumah sangat rentan terhadap hujan abu. Sedikit saja abu yang masuk ke dalam tandon air dapat mengakibatkan permasalahan kelayakan air minum. Meskipun risiko racun rendah, pH dapat dikurangi atau disisi lain klorinasi terhambat. Selama dan setelah hujan abu, ada kemungkinan kekurangan air yang diakibatkan oleh kebutuhan air ekstra untuk bersih-bersih.
2. Dampak terhadap sanitasi
Tidak beroperasinya sistem sanitasi dapat menyebabkan peningkatan penyakit di wilayah yang terkena hujan abu.
Tips Mengatasi Dampak Abu Vulkanik
Untuk mengatasi dampak bahaya abu vulkanik, berikut beberapa langkah yang perlu dilakukan.
Hindari keluar rumah jika tidak mendesak. Kalau keluar rumah gunakan masker yang sedikit dibasahi agar abu halus tidak terhirup nafas. Gunakan juga kaca mata dan pakaian yang menutup rapat seluruh tubuh.
Tutup semua makanan, air minum maupun air bersih agar tidak terkontaminasi dengan abu vulkanik. Cegah mengkonsumsi makanan yang terkontaminasi abu vulkanik.
Khusus anak-anak yang rentan dengan dampak bahaya abu vulkanik, ada baiknya selalu mengenakan masker meskipun di dalam rumah. Apalagi jika dirasakan abu telah mengotori banyak perabot rumah.
Minum air putih banyak-banyak untuk menjaga kesehatan dan menetralisir bu yang terhirup ke dalam tubuh.
Perbanyak konsumsi makanan bergizi terutama dalam kondisi darurat semacam ini untuk menjaga system kekebalan tubuh memerankan fungsinya secara optimal.
Jika dirasakan adanya gejala seperti mata perih, batuk, atau tenggorokan terganggu segera minum obat atau segera periksakan ke puskesmas atau dokter. Mencegah dan mengatasi bahaya abu vulkanik merupakan langkah preventif untuk mencegah kondisi lebih parah
Ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Kalo kamu mau tahu informasi menarik lainnya, jangan ketinggalan pantau terus kabar terupdate dari ERA dan follow semua akun sosial medianya! Bikin Paham, Bikin Nyaman…