ERA.id - Nahdlatul Ulama adalah sebuah organisasi keagamaan Islam terbesar di Indonesia yang secara resmi didirikan pada tahun 1926. Meskipun dihitung bedasarkan tahun masehi belum ada 100 tahun, mengapa bisa 1 abad NU?
Ternyata pada 16 Rajab 1444 NU sudah menginjak umur 100 tahun, jadi dianggap genap 100 tahun berdiri.
NU memiliki visi untuk mempromosikan ajaran Islam yang bermakna dan berlaku bagi masyarakat Indonesia. Nahdlatul Ulama juga memiliki ribuan pesantren (sekolah Islam tradisional), madrasah, dan sekolah umum, dan memiliki anggota yang tersebar di seluruh Indonesia.
Organisasi ini juga memiliki lembaga-lembaga sosial, seperti lembaga amil zakat, wakaf, dan pengembangan masyarakat, serta berperan aktif dalam upaya pembangunan sosial dan ekonomi.
Nahdlatul Ulama memiliki filosofi yang berfokus pada pendekatan moderat dalam ajaran Islam dan berkoordinasi dengan pemerintah dan organisasi masyarakat lainnya untuk memecahkan masalah sosial dan memajukan masyarakat.
1 Abad NU dan Sejarah Awal
Dilansir dari NU Online, pada masa penjajahan Belanda kalangan pesantren dengan gigih melawan kolonialisme dengan membuat organisasi pergerakan, beberapa di antaranya seperti Nahdlatut Wathan (Kebangkitan Tanah Air) pada tahun 1916.
Hingga kemudian tahun 1918 didirikan Taswirul Afkar atau dikenal juga dengan Nahdlatul Fikri (Kebangkitan Pemikiran). Gerakan tersebut ditujukan sebagai wahana pendidikan sosial politik kaum dan keagamaan kaum santri.
Kemudian didirikan Nahdlatut Tujjar, (Pergerakan Kaum Sudagar) yang dijadikan gerakan untuk memperbaiki perekonomian rakyat. Setelah Nahdlatut Tujjar terbentuk maka Taswirul Afkar, selain tampil sebagai kelompok studi juga menjadi lembaga pendidikan yang berkembang sangat pesat dan memiliki cabang di beberapa kota.
Pendiri NU dan Tasbih Mbah Cholil
Tidak seperti organisasi-organisasi sebelum kemerdekaan, berdirinya NU memiliki cerita yang unik. Diawal dengan perjalanan santri As’ad (KHR As’ad Syamsul Arifin Situbondo) dalam perjalanannya ke Tebuireng.
Setibanya di Tebuireng, santri As’ad menyampaikan tasbih yang dikalungkan oleh dirinya dan mempersilakan KH Muhammad Hasyim Asy’ari untuk mengambilnya sendiri dari leher As’ad.
Permintaan As’ad tersebut ditujukan lantaran ia tidak ingin menyentuh tasbih sebagai amanah dari KH Cholil Bangkalan kepada KH Hasyim Asy’ari. Tasbih tersebut tidak tersentuh sedikitpun oleh tangan As’ad selama berjalan kaki dari Bangkalan ke Tebuireng.
Setelah tasbih diambil, Kiai Hasyim Asy’ari bertanya kepada As’ad: “Apakah ada pesan lain lagi dari Bangkalan?”
As’ad hanya menjawab: “Ya Jabbar, Ya Qahhar”, dua asmaul husna tersebut diulang oleh As’ad tiga kali (sesuai pesan sang guru).
Usai mendengar lantunan itu, Kiai Hasyim Asy’ari kemudian berkata, “Allah SWT telah memperbolehkan kita untuk mendirikan jam’iyyah”.
Cerita tersebut merupakan salah satu tanda atau petunjuk di antara sejumlah petunjuk berdirinya Nahdlatul Ulama (NU).
Hingga kemudian pada akhir tahun 1925 santri As’ad kembali diutus Mbah Cholil untuk mengantarkan seuntai tasbih lengkap dengan bacaan Asmaul Husna (Ya Jabbar, Ya Qahhar.
Berarti menyebut nama Tuhan Yang Maha Perkasa) ke tempat yang sama dan ditujukan kepada orang sama yaitu KH Muhammad Hasyim Asy’ari.
Berdirinya NU didasari dari komite dan berbagai organisasi yang bersifat embrional dan ad hoc. Di masa awal pergerakan kebangsaan diperlukan untuk membentuk organisasi yang lebih mencakup dan lebih sistematis guna mengantisipasi perkembangan zaman.
Setelah berkoordinasi dengan berbagai kiai, pada akhirnya muncul kesepakatan untuk membentuk organisasi yang bernama Nahdlatul Ulama (Kebangkitan Ulama) pada 16 Rajab 1344 H (31 Januari 1926).
Pada mulanya NU dipimpin oleh KH. Hasyim Asy'ari sebagai Rais Akbar. Guna menegaskan prinsip dasar NU maka KH. Hasyim Asy'ari merumuskan dua kitab yaitu Qanun Asasi (prinsip dasar) dan kitab I'tiqad Ahlussunnah Wal Jamaah.
Kedua kitab KH. Hasyim Asy'ari tersebut kemudian diejawantahkan dalam Khittah NU, yang dijadikan dasar dan rujukan warga NU dalam berpikir dan bertindak dalam bidang sosial, keagamaan dan politik.
Selain 1 abad NU, ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Ingin tahu informasi menarik lainnya? Jangan ketinggalan, pantau terus kabar terupdate dari ERA dan follow semua akun sosial medianya! Bikin Paham, Bikin Nyaman…