ERA.id - Beberapa waktu lalu Kementerian Agama (Kemenag) RI mengusulkan kenaikan biaya penyelenggaraan ibadah haji (BPIH) 2023 menjadi Rp98,8 juta per calon jemaah haji. Tak ayal, hal tersebut mengundang rasa penasaran masyarakat terkait perbandingan biaya haji Indonesia dan Malaysia.
Itu karena dari total BPIH, sebesar 70 persen dibebankan kepada masing-masing jemaah, yaitu sebesar Rp69 juta. Sementara, dana nilai manfaat menanggung 30 persennya, yaitu 29,7 juta.
Jika usulan Kemenag mendapat persetujuan maka kenaikan biaya haji 2023 yang ditanggung oleh para calon jemaah mengalami lonjakan yang tinggi, yaitu mencapai 73,43 persen dari tahun sebelumnya. Biaya haji yang harus dibayarkan oleh calon jemaah haji tahun 2022 adalah Rp39,9 juta.
Perbandingan Biaya Haji Indonesia dan Malaysia
Pemilihan Malaysia sabagai negara pembanding bukan tanpa alasan. Negara tersebut masih serumpun dengan Indonesia dan memiliki penduduk mayoritas muslim layaknya Indonesia.
Dikutip Era.id dari Tabung Haji, pemerintah Malaysia membagi biaya haji bagi penduduknya menjadi dua golongan, yaitu B40 (bottom 40) atau penduduk dengan pendapatan 40 persen terbawah dan non-B40 untuk penduduk dengan pendapatan di atasnya.
Biaya haji yang harus dikeluarkan oleh kelompok B40 adalah Rp38,74 juta (subsidi Rp62,13 juta), sedangkan biaya haji non-B40 adalah Rp45,8 juta (subsidi Rp55,07 juta). Total biaya haji penetapan tanpa subsidi bagi Malaysia adalah Rp100,87 juta.
Hal tersebut berbeda dengan Indonesia. Dilansir Tempo, biaya haji reguler di Indonesia adalah Rp69 juta (subsidi Rp29 juta dan masih dalam usulan), sedangkan biaya haji khusus adalah Rp135 juta (tanpa subsidi dan tergantung biro perjalanan). Sementara, biaya haji penetapan pemerintah tanpa subsidi adalah Rp98,89 juta (masih dalam usulan).
Data tersebut menunjukkan bahwa total biaya haji di Malaysia dan Indonesia secara keseluruhan tak jauh berbeda, yaitu sekitar Rp 100 juta. Ongkos haji Malaysia bahkan terbilang lebih besar (Rp100,87 juta) dibandingkan Indonesia jika menggunakan skema usulan 2023 (Rp98,89 juta).
Namun, biaya yang dibebankan kepada para jemaah Malaysia jauh lebih murah dibandingkan jemaah di Indonesia. Hal tersebut disebabkan oleh subsidi jumbo yang diberikan oleh pemerintah Malaysia.
Biaya haji di Malaysia digunakan untuk memenuhi semua kebutuhan, seperti penerbangan, transportasi, akomodasi di Makkah dan Madinah, makan, serta pembayaran kepada pemerintah Arab Saudi. Hal tersebut tentu juga berlaku bagi biaya haji di Indonesia.
Seperti diketahui, Bipih menjadi salah satu komponen BPIH yang harus ditanggung oleh masing-masing jemaah. Ada beberapa biaya yang termasukk dalam Bipih, yaitu biaya penerbangan, visa, biaya kebutuhan hidup, dan sebagian akomodasi di Mekkah dan Madinah.
Untuk diketahui, di Malaysia, dana haji yang ditanamkan ke berbagai instrumen investasi oleh lembaga bernama Tabung Haji cukup besar. Sementara di Indonesia, tabungan calon jemaah dikelola oleh Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) yang dikontrol Kemenag RI.