ERA.id - Setelah dilakukan pemeriksaan intensif, penyebab Fajri obesitas sampai 300 kg, seorang pria asal Kota Tangerang itupun diketahui. Tim dokter Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) yang memberikan penanganan kepada Fajri secara khusus pun akhirnya mengeluarkan pernyataan.
Tiga tahun silam dan delapan bulan, silam Fajri diketahui sempat mengalami kecelakaan lalu lintas. Hal tersebut menjadikan aktivitas Fajri terhenti, terutama delapan bulan terakhir yang membuatnya hanya mampu berbaring di tempat tidur.
Namun, dr Dicky L. Tahapary selaku dokter spesialis penyakit dalam yang ikut memberi penanganan terhadap Fajri, mengatakan hal tersebut bukan menjadi penyebabnya.
Sudah Memiliki Berat Badan Berlebih Sebelum Kecelakaan
Pasalnya, sejak sebelum kecelakaan, Fajri memang diketahui sudah mempunyai berat badan yang berlebih.
Dicky menyebutkan bahwa aktivitas Fajri yang hanya berbaring selama delapan bulan terakhir itulah yang menjadikan berat badannya naik drastis hingga berhenti pada angka sekitar 260 kilogram.
Jika dalam kondisi normal, tentunya jumlah asupan makanan yang masuk ke dalam tubuh akan keluar sebanding dengan banyaknya energi yang dikeluarkan. Namun hal tersebut tak terjadi pada Fajri yang selama delapan bulan terakhir hanya berbaring di tempat tidur.
Bahkan, sebulan terakhir Fajri sudah tidak tidur terlentang sebab pernafasannya terganggu.
Sedangkan, dokter gizi RSCM yang ikut memberi penanganan pada Fajri, dr Nurul mengatakan kondisi yang dialami Fajri ini cukup langka.
"Sebetulnya manusia itu memiliki respons untuk menjaga rasa kenyang dan laparnya itu tetap seimbang."
"Namun tampaknya karena pasien ini juga tidak mobile, banyak tidak bergerak karena kondisinya sehingga makin banyak deposit lemak atau timbunan lemak yang tertumpuk di tubuhnya," ujar Nurul.
Untuk mencegah agar tidak mengalami hal yang diderita Fajri, Nurul mengimbau masyarakat untuk menjaga pola hidup sehat dan sadar menjaga pola makan.
Sebab, semakin bertambahnya berat badan maka umumnya seseorang akan kepayahan mengendalikan rasa laparnya sehingga menjadikannya ingin terus makan.
"Jadi seharusnya sebelum menjadi obesitas sudah ada usaha prevensi sebelumnya, tapi ini tentu saja tergantung dari kesadaran pasien," tuturnya.
Kulit Sulit Ditembus Jarum Suntik
Pada sisi lain, obesitas menjadikan kulit Fajri mengalami infeksi akibat luka. Selain itu, kulit Fajri menjadi sangat tebal sehingga jarum suntik biasa sulit menembus. Tim dokter Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) harus memutar otak untuk mengatasi perkara itu.
Bahkan, alat-alat khusus didatangkan agar penanganan medis maksimal. Plt Direktur Utama RSCM, dr Lies Dina Liastuti menjelaskan, Fajri mengalami luka-luka pada beberapa bagian kulitnya karena saking lamanya tidak bergerak.
Kulitnya menjadi lembap karena terlalu lama berdiam diri hingga infeksi. Untuk membersihkan luka tersebut, tim dokter harus mengubah posisi Fajri menjadi miring.
Tim dokter merasa kesulitan memindahkan tubuh pasien yang begitu berat, apalagi tidak ada alat bantuan. Ketika akan memeriksa kondisi penyakit dalam Fajri dan menyuntikan cairan, tim dokter juga mendapatkan kendala.
Sebab, tidak semudah itu jarum suntik dapat menembus kulit Fajri.
"Karena menembus otot yang begitu tebal untuk mencari pembuluh darahnya."
"Kemudian panjangnya juga dan ternyata memerlukan beberapa alat khusus yang kami harus beli secara tersendiri di luar dari persediaan yang kita punnya untuk orang normal," papar Lies.
Ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Kalo kamu mau tahu informasi menarik lainnya, jangan ketinggalan pantau terus kabar terupdate dari ERA dan follow semua akun sosial medianya! Bikin Paham, Bikin Nyaman…