ERA.id - Dalam beberapa waktu belakangan profil Sam Altman jadi perbincangan. CEO OpenAI ini jadi orang asing pertama yang mendapatkan golden visa dari Indonesia dengan masa tinggal 10 tahun.
Altman mendapatkan golden visa karena masuk dalam kategori tokoh dengan reputasi internasional dan dianggap bisa bermanfaat untuk Indonesia.
"Ada beberapa kategori golden visa selain atas dasar investasi/penanaman modal, salah satunya adalah golden visa yang diberikan kepada tokoh yang mempunyai reputasi internasional dan dapat memberikan manfaat untuk Indonesia,” terang Dirjen Imigrasi, Silmy Karim, dalam keterangannya di Jakarta, Senin (59/2023), dikutip Era.id dari Antara.
Silmy menjelaskan, dalam pemerolehan golden visa ini, pihak terkait mesti diusulkan oleh instansi pemerintah pusat. Sam Altman tergolong tokoh dunia karena statusnya sebagai CEO sekaligus co-founder OpenAI, perusahaan riset dan penerapan artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan di Amerika Serikat.
Mengenal Profil Sam Altman
Samuel Altman atau Sam Altman menjalani masa kecil di St. Louis, Missouri, Amerika Serikat. Pria kelahiran 1985 ini telah tertarik pada dunia teknologi dan pemrograman sejak masih kanak-kanak. Dia mempelajari pemrograman dan membongkar komputer Macintosh saat usianya masih 8 tahun.
Setelah dewasa, dia memfokuskan pendidikannya di bidang teknologi. Tahun 2005, dia kuliah di University of Stanford, jurusan Ilmu Komputer. Akan tetapi, dia tidak menyelesaikan kuliahnya.
Setelah itu, Altman mencoba mendirikan perusahaan bidang teknologi. Sam memulai dengan Loopt, perusahaan yang memungkinman pengguna membagikan geolokasinya.
Dia juga bekerja di Y Combinator (YC). Ini adalah akselerator utama perusahaan rintisan teknologi yang mendukung peluncuran perusahaan, seperti Dropbox, Airbnb, Reddit, dan Coinbase.
Loopt sempat berkembang dan memiliki nama yang cukup dikenal masyarakat. Mereka mendapat modal lebih dari 30 juta dolar AS sebelum akhirnya diadopsi Apple dan Blackberry.
Tujuh tahun beroperasi, performa Loopt menurun. Perusahaan rintisan Altman ini gagal bangkit dan akhirnya dibeli oleh Green Dot, perusahaan teknologi keuangan AS, dengan harga 42 juta dolar AS.
Usaha Altman kurang berhasil, tetapi namanya sudah cukup terkenal di Silicon Valley. Setelah dua tahun, Altman dipercaya menjadi suksesor Paul Graham sebagai presiden YC.
Karier Sam Altman Bersama OpenAI
Pada 2015 Altman bergabung dengan Elon Musk. Bersama Elon Musk, Reid Hoffman (pendiri LinkedIn), dan beberapa sponsor, Altman mendirikan OpenAI.
Setahun kemudian, Altman membuat pengumuman bahwa OpenAI tengah membangun General Artificial Intelligence (GAI). Pada awal 2021 OpenAI merilis DALL-E. Ini adalah teknologi AI yang punya kemampuan menggambar berdasarkan deskripsi yang diberikan oleh penggunanya.
Setelah itu, pada November 2022, OpenAI merilis ChatGPT. Sejauh ini, ChatGPT menjadi salah satu aplikasi teknologi AI tercanggih yang bisa memudahkan manusia untuk mengerjakan tugas-tugas tertentu, seperti menulis lirik lagu, membuat teks tertentu, membantu proses pemrograman, dan sebagainya.
Golden Visa Sam Altman
Almatn pernah datang ke Indonesia pada pertengahan Juni 2023 untuk berbagi pengetahuan soal kecerdasan buatan. Pemerintah berharap Altman bisa memberikan manfaat bagi Indonesia, terutama dalam hal kecerdasan buatan.
Altman adalah orang asing pemegang golden visa. Hal ini membuatnya bisa menikmati berbagai kemudahan, seperti jalur pemeriksaan dan layanan prioritas di bandara, masa tinggal di Indonesia lebih lama, kemudahan masuk dan keluar Indonesia, serta tidak perlu mengurus izin tinggal terbatas (ITAS).
Dirjen Imigrasi menjelaskan, pemberian golden visa kepada Altman jadi upaya Ditjen Imigrasi menyukseskan pembangunan ekosistem kecerdasan buatan di Indonesia.
"Begitu sampai di Indonesia, tidak perlu lagi mengurus izin tinggal terbatas di kantor imigrasi. Kita berikan karpet merah sebagai imbal balik atas sumber daya yang bisa mereka berikan pada Indonesia," kata Silmy.
Itulah profil Sam Altman, CEO OpenAI, yang mendapatkan golden visa dari Indonesia. Langkah yang diambil Ditjem Imigrasi ini diharapkan berdampak positif bagi Indonesia.