ERA.id - Dalam beberapa waktu terakhir profil Khofifah Indar Parawansa, Gubernur Jawa Timur, jadi sorotan. Dia menarik perhatian karena diisukan menjadi kandidat kuat calon wakil presiden. Salah satu nama yang dikabarkan tertarik menggandeng Khofifah maju Pilpres 2024 adalah Prabowo Subianto.
Hal tersebut disampaikan oleh pengasuh Pondok Pesantren Al-Falah Ploso Kediri, Muhammad Abdurrahman Kautsar. Dia mengatakan bahwa Khofifah Indar Parawansa jadi kandidat cawapres pendamping Prabowo Subianto.
Pria yang kerap dipanggil Gus Kautsar ini mengatakan, hal tersebut disampaikan Prabowo saat melakukan pertemuan dengan beberapa kiai Nahdlatul Ulama (NU) di Jawa Timur di Hotel Shangri-la, Surabaya, Kamis (28/9/2023).
"Iya beliau (Prabowo) jelaskan beberapa nama dari salah satu calon wakil presiden yang akan beliau ajak adalah itu (Khofifah)," ungkap Gus Kautsar, seperti dilansir CNN Indonesia.
Dia melanjutkan, Prabowo menyampaikan bahwa kesempatan Khofifah maju pilpres sebagai cawapres tergantung restu dari Jokowi dan para kiai.
"Tapi pasti akan menunggu restu dari Bapak Jokowi dan para kiai," tambahnya.
Profil Khofifah Indar Parawansa
Dikutip dari situs resmi Perpusnas, Khofifah Indar Parawansa lahir Surabaya, Jawa Timur, pada 19 Mei 1965. Saat ini dia adalah orang nomor satu di Jawa Timur, namun sebelumnya juga pernah duduk di beberapa kursi petinggi kenegaraan.
Khofifah meraih gelar sarjana dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Airlangga. Dia juga mempelajari ilmu komunikasi dan agama di Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah di Surabaya. Pendidikan S-2 dia lanjutkan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia.
Dunia politik bukan hal baru bagi Khofifah. Dia sudah aktif di bidang tersebut sejak masih kuliah. Ketika itu dia bergabung dengan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). Dia juga pernah menjabat ketua umum Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU).
Setelah menyelesaikan pendidikan, dia memutuskan berkecimpung di dunia politik secara lebih serius. Khofifah bergabung dengan Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Namun, setelah sistem multipartai dibuka dia bergabung dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Tercatat, dia menjadi anggota DPR dari PPP pada tahun 1992—1997. Setelah keluar dari PPP, dia menjadi anggota DPR dari PKB pada 1997—1999. Setelah itu dia menyeberang ke anggota eksekutif.
Pada 1999, Abdurrahman Wahid (Gus Dur) mengangkat Khofifah menjadi menteri pemberdayaan perempuan pada kabinet Persatuan Indonesia. Jabatan tersebut tidak berlangsung lama sebab Gus Dur lengser dari kursi presiden pada 2001.
Selesai masa jabatan, Khofifah aktif di sejumlah kegiatan kemasyarakatan. Dia menjadi bagian dari Muslimat, organisasi sayap perempuan Nahdlatul Ulama (NU). Dia bahkan sempat memimpin Muslimat periode 2000—2005.
Setelah beberapa waktu, dia ikut kontestasi pemilihan gubernur Jawa Timur. Dia menjadi calin gubernur dalam pilgub 2013, tetapi tak mendapatkan hasil memuaskan. Kekalahan tersebut rupanya tak membuat dia berhenti dari dunia politik.
Dalam Pilpres 2014, Khofifah ditunjuk menjadi salah satu juru bicara (jubir) politik pasangan calon Jokowi-JK (Jusuf Kalla). Ketika Jokowi-JK berhasil menjadi presiden, Khofifah mendapatkan jatah kursi. Dia dipercaya memimpin Kementerian Sosial pada kabinet Kerja 2014—2019.
Setelah itu, dia mengundurkan diri dan mencalonkan diri dalam pilgub Jawa Timur 2018. Dia berpasangan dengan Emil Dardak dan berhasil menjadi gubernu Jawa Timur hingga saat ini.
Itulah beberapa informasi soal profil Khofifah Indar Parawansa. Untuk mendapatkan informasi menarik lain, ikuti terus berita terbaru Era.id.