ERA.id - Sosok Bivitri Susanti menjadi sorotan, setelah memutuskan untuk menolak tawaran KPU sebagai panelis debat Capres-cawapres 2024. Lantas siapakah Bivitri Susanti? Simak ulasannya di bawah ini.
Sosok Bivitri Susanti yang Tolak Tawaran KPU Jadi Panelis
Bivitri Susanti merupakan seorang ahli hukum tata negara dan menjadi salah satu dari enam panelis debat perdana calon presiden dan calon wakil presiden. Namun, Bivitri menolak permintaan KPU menjadi panelis debat sebab formatnya masih seperti saat pelaksanaan Pilpres 2019 dan ia juga menyebutkan bahwa fungsi panelis harus dievaluasi oleh KPU.
Sebelumnya, KPU merilis usulan nama para penyusun pertanyaan debat itu saat menjalankan rapat koordinasi bersama ketiga tim pasangan capres-cawapres. Tiga pasangan kandidat pemilihan presiden atau Pilpres 2024, antara lain Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Awalnya Bivitri dihubungi anggota KPU melalui telepon. Panggilan telepon tersebut berlangsung pada Jumat sore, 8 Desember 2023.
"Pas telepon saya klarifikasi dulu. Apakah sama dengan panelis di Pemilu 2019," kata Bivitri, kepada anggota KPU tersebut. Jawaban dari seberang penelepon, jelas Bivitri, fungsi panelis masih serupa, yaitu hanya menyusun pertanyaan.
Bivitri mengungkapkan tugas panelis pada debat Pilpres 2019 yaitu hanya menyusun pertanyaan dan selanjutnya pertanyaan tersebut diberikan kepada moderator untuk dibacakan di hadapan para capres-cawapres sebagai peserta debat.
“Panelis tidak bisa memberikan pertanyaan lanjutan pada hari H debat,” kata Bivitri dikutip di Jakarta, Senin (11/12/2023).
Adapun moderator tidak dapat memberikan pertanyaan selain pertanyaan yang sudah disepakati oleh capres dan cawapres.
“Itu bukan debat tetapi capres dan cawapres hanya bergantian berorasi saja. Moderator juga tidak boleh menanyakan pertanyaan lanjutan,” kata Bivitri.
KPU diharapkan lakukan evaluasi mekanisme debat
Bivitri berharap, KPU dapat mengevaluasi mekanisme debat khususnya fungsi panelis. Bivitri hanya mengungkapkan mekanisme debat pada pelaksanaan Pilpres 2019 dan untuk debat Pilpres 2024 ia tidak memahami akan seperti apa mekanisme yang dijalankan.
Dia meminta, dalam debat Pilpres 2024 para panelis bisa mendapatkan kesempatan untuk mengajukan pertanyaan secara kritis kepada setiap calon.
Menurut Bivitri, pertanyaan kritis yang diberikan panelis kepada pasangan calon sangat penting sebab bertujuan untuk menguji komitmen paslon.
Pihak KPU sendiri memberi pengumuman bahwa ada 11 panelis debat Pilpres yang dijadwalkan akan diselenggarakan di Kantor KPU. Setelah penolakan Bivitri, posisinya digantikan oleh Guru Besar Studi Agama UIN Sunan Kalijaga Al Makin.
Debat perdana pilpres kali ini membawakan tema pemerintahan, pemberantasan korupsi, hukum, HAM, penguatan demokrasi, peningkatan layanan publik, dan kerukunan warga. Para panelis tersebut dipilih dari orang yang memiliki latarbelakang sebagai ahli di bidangnya.
Demikianlah ulasan tentang sosok Bivitri Susanti yang tolak tawaran KPU jadi panelis.
Ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Kalo kamu mau tahu informasi menarik lainnya, jangan ketinggalan pantau terus kabar terupdate dari ERA dan follow semua akun sosial medianya! Bikin Paham, Bikin Nyaman…