Karakteristik Kurikulum Merdeka yang Disebut-sebut Bersifat Fleksibel

| 28 Mar 2024 22:11
Karakteristik Kurikulum Merdeka yang Disebut-sebut Bersifat Fleksibel
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim (ANTARA/HO-Kemendikbudristek)

ERA.id - Kurikulum Merdeka adalah kurikulum baru yang dicanangkan oleh Mendikbud Nadiem Makarim untuk menambah pertumbuhan kualitas pendidikan di Indonesia. Sebab, dalam meningkatkan kualitas pendidikan, tentunya akan ada perubahan yang harus diikuti dengan baik. Dalam artikel ini kita akan membahas karakteristik kurikulum merdeka.

Mengenal Kurikulum Merdeka Lebih Jauh

Melansir situs resmi Kemendikbudristek, Kurikulum Merdeka ini disebut pula dengan istilah Kurikulum Prototipe. Kurikulum ini bersifat fleksibel. Selain itu, kurikulum ini juga menitikfokuskan terhadap materi esensial, pengembangan karakter dan juga kompetensi murid, student centered learning atau berfokus pada siswa.

Untuk mengembangkan kompetensi siswa dengan baik sesuai dengan bakat dan minatnya masing-masing, Kurikulum Merdeka diyakini sebagai pilihan yang tepat. Sebab, selama pembelajaran pandemi Covid-19, cukup banyak siswa Indonesia yang mengalami learning loss atau ketertinggalan pembelajaran. Dengan adanya Kurikulum Merdeka ini, diharapkan mampu mengatasi krisis pembelajaran dan meningkatkan mutu pendidikan Indonesia.

Ilustrasi - Siswa sekolah dasar (SD) saat mengikuti proses pembelajaran di sekolah. (ANTARA/HO-Kemendikbud)

Karakteristik Kurikulum Merdeka

Pada tahun ajaran baru 2022/2023, sekolah dapat menerapkan Kurikulum Merdeka sesuai dengan kesiapan sekolah. Hal ini diterapkan agar pada tahun 2024 atau ketika Kurikulum merdeka dijalankan, sekolah sudah siap untuk menerapkannya.

Ada beberapa karakteristik kurikulum merdeka, seperti yang dijelaskan di bawah ini.

Fokus Terhadap Materi yang Esensial

Seperti yang sebelumnya diketahui, Kurikulum Merdeka ini lebih fokus terhadap materi esensial. Oleh sebab itu, beban belajar pada setiap mata pelajaran menjadi lebih sedikit. Itulah yang menyebabkan Kurikulum Merdeka lebih mengutamakan kualitas daripada kuantitas.

Adapun tujuan Kurikulum Merdeka fokus terhadap materi esensial tidak lain agar guru mempunyai waktu yang lebih banyak dalam menerapkan metode pembelajaran yang lebih interaktif serta kolaboratif. Beberapa contoh metode tersebut antara lain pembelajaran dengan diskusi dan argumentasi, pembelajaran project based learning, dan problem based learning.

Perangkat Ajar Disediakan Cukup Banyak

Dalam Kurikulum Merdeka, guru juga diberi kebebasan untuk memanfaatkan perangkat ajar yang cukup banyak, mulai dari buku teks, modul ajar, asesmen literasi dan numerasi, dan lain-lain. Selain itu, Kemdikbud meluncurkan aplikasi android dan website, sebuah platform Merdeka Mengajar yang dapat dimanfaatkan guru sesuai dengan kebutuhan. Ada juga modul pelatihan yang bisa diikuti guru dan kepala sekolah.

Lebih Fleksibel

Dibandingkan kurikulum sebelumnya, Kurikulum Merdeka dianggap lebih fleksibel. Dengan kata lain, guru, siswa dan sekolah lebih "merdeka" dalam menjalankan kegiatan pembelajaran di sekolah. Misalnya, siswa tidak lagi belajar di kelas dengan membaca buku atau sekadar menghafal, tetapi siswa dapat belajar di mana saja untuk menciptakan suatu karya atau proyek.

Dalam Kurikulum Merdeka, kompetensi atau capaian pembelajaran tidak lagi ditetapkan untuk setiap tahun, tetapi pada setiap fase. Salah satu contoh fase adalah SD menetapkan capaian fase A di akhir kelas 2, fase B di akhir kelas 4, serta fase C di akhir kelas 6. Hal ini dapat membantu para guru agar lebih leluasa merancang alur pembelajaran serta kecepatan belajar yang sesuai dengan kondisi dan apa yang dibutuhkan siswa.

Dalam Kurikulum Merdeka, jam pelajaran juga berubah dari pukul 13.00—14.00. Jam pembelajaran ini tidak ditargetkan per minggu, tetapi untuk per tahun. Dengan demikian, sekolah dapat merancang kurikulum operasionalnya dengan lebih fleksibel.

Siswa tingkat SMA sederajat dan paket C kelas 11 dan 12 diberi kebebasan menentukan mata pelajaran yang sesuai dengan minat dan bakatnya. Kurikulum Merdeka tidak lagi membatasi siswa SMA berdasarkan jurusan, melainkan lebih fleksibel. Siswa diberi kebebasan dalam memilih mata pelajaran yang hendak difokuskannya.

Demikianlah ulasan tentang karakteristik Kurikulum Merdeka yang dapat diketahui. Semoga informasi ini bermanfaat.

Ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Kalo kamu mau tahu informasi menarik lainnya, jangan ketinggalan pantau terus kabar terupdate dari ERA dan follow semua akun sosial medianya! Bikin Paham, Bikin Nyaman…

Rekomendasi