Sejarah Tren Celana Melorot, Kamu Pernah Mencobanya?

| 26 Oct 2020 15:09
Sejarah Tren Celana Melorot, Kamu Pernah Mencobanya?
Ilustrasi celana melorot (bnd.com)

ERA.id - Pasha "Ungu" adalah penyanyi bersuara merdu, namun ada yang aneh dari gayanya, celananya melorot. Dengan kepala ikat pinggang yang besar, tren itu pernah diikuti pada medio 2000an awal di Indonesia.

Gaya Pasha itu, sewaktu ia nge-band, tidak lahir begitu saja. Di Amerika, celana melorot sudah lama dikenal. Orang Amerika menyebutnya sagging yang artinya celana panjang atau jeans yang melorot, sehingga bagian atas celana panjang atau jeans, jauh di bawah pinggang, terkadang memperlihatkan sebagian besar celana dalam.

Jika perempuan yang bergaya, biasanya untuk memperlihatkan pakaian dalam G-string mereka, ("whale tail") umumnya tidak digambarkan sebagai sagging.

Seseorang yang mengenakan celana melorot kadang-kadang disebut "sagger", dan di beberapa negara praktik ini dikenal sebagai "low riding".

Sagging sendiri atau tren celana melorot dipopulerkan oleh para skater dan artis hip-hop pada tahun 1990-an. Ini kemudian menjadi simbol kebebasan dan kesadaran budaya di antara beberapa pemuda atau simbol penolakan mereka terhadap nilai-nilai masyarakat arus utama.

Sagging atau celana melorot sering diklaim berasal dari sistem penjara Amerika Serikat, di mana ikat pinggang kadang-kadang dilarang, dan mungkin ada kekurangan pakaian dengan ukuran yang tepat.

Menurut Greg Mathis, seorang Hakim Distrik ke-36 di negara bagian Michigan, gaya berpakaian itu muncul ketika penghuni penjara AS dilarang mengenakan sabuk pada 1970-an. Sabuk berpotensi digunakan sebagai senjata atau alat gantung diri.

Mathis juga menuturkan sagging memiliki konotasi seksual. "Mereka yang menarik celana hingga melorot dan memamerkan celana dalam, bahkan hingga terlihat pantatnya, berarti membuat 'undangan'," ungkapnya kepada majalah Jet. Undangan ini maksudnya jelas, berhubungan seksual dengan sesama penghuni penjara, yang notabene sesama jenis.

Para napi yang telah dibebaskan dari penjara masih mengenakan cara berpakaian itu untuk berkomunikasi dengan satu sama lain, juga sebagai tanda agar tidak diserang oleh sesama mantan napi saat di luar nanti.

Reaksi atas tren celana melorot

Selama tahun 2000-an, banyak pemerintah lokal Amerika Utara, sistem sekolah, agen transit, dan bahkan maskapai penerbangan, mengeluarkan undang-undang dan peraturan yang melarang praktik sagging, meski tidak ada undang-undang negara bagian atau federal yang melarang praktik tersebut.

Kandidat presiden AS Barack Obama, pernah berbicara tepat sebelum Pemilihan Presiden AS 2008, muncul di MTV dan mengatakan bahwa undang-undang yang melarang praktik mengenakan celana dalam yang terbuka adalah "buang-buang waktu ... Karena itu, saudara-saudara harus tarik celananya. Kamu berjalan di dekat ibumu, nenekmu, celana dalammu terlihat. Ada apa dengan itu? Ayo. Beberapa orang mungkin tidak ingin melihat pakaian dalammu. Aku salah satunya."

Lalu pada bulan Juni 2007, Dewan Kota Delcambre, Louisiana, mengeluarkan peraturan pemaparan tidak senonoh, yang melarang dengan sengaja mengenakan celana panjang melorot agar pakaian dalam terlihat.

Pada bulan Maret 2008, Hahira, Dewan Kota Georgia mengesahkan peraturan pakaian kontroversial, atas nama keamanan publik, yang melarang warga mengenakan celana melorot. Dewan itu dipecah 2–2, tetapi ikatannya dipatahkan oleh walikota. Pagedale, Missouri juga salah satu yang telah mengesahkan undang-undang ini pada tahun 2008.

Top di Indonesia

Mendapat banyak penolakan di Amerika, ironinya, pemuda-pemuda di Indonesia, dulu menggandrungi gaya ini. Menganggap keren jika celananya melorot, hingga celana dalamnya terlihat atau belahan pantatnya.

Contohnya ya itu tadi, saat Pasha "Ungu" mempopulerkan tren ini tanpa memedulikan latar sosial antropologi di baliknya. Perlu diingat, salah satu cara menghormati diri adalah lewat cara berpakaian.

Lantas muncul pertanyaan, jika ingin memprotes otoritas, apakah harus selalu dengan cara "unik" seperti mempleroti celana sampai pantat dan celana dalam terlihat? Apakah kita akan terus mengikuti tren yang diciptakan Amerika walau banyak mudaratnya?

Rekomendasi